Daftar nama
tokoh dalam Alkitab
Berikut daftar nama tokoh yang disebut di dalam
Alkitab (ejaan menurut versi LAI Terjemahan Baru). Tokoh yang relatif banyak
disebut dicetak tebal.
|
Tokoh Perjanjian Lama
Nama nenek moyang manusia
Sebelum air bah
Keturunan Set
|
Keturunan Kain
|
Enos bin
Set
|
Henokh bin
Kain
|
Kenan bin
Enos
|
Irad bin
Henokh
|
Mahalaleel bin
Kenan
|
Mehuyael
bin Irad
|
Yared bin
Mahalaleel
|
Metusael
bin Mehuyael
|
Henokh bin
Yared
|
Lamekh bin
Metusael dan Ada dan Zila
|
Metusalah bin
Henokh
|
Yabal dan
Yubal bin Lamekh (dari Ada)
|
Lamekh bin
Metusalah
|
Tubal-Kain
dan Naamah bin Lamekh (dari Zila)
|
Nuh bin
Lamekh
|
Sesudah air bah
Abraham dan keluarganya
·
Yehuda bin Yakub dan Tamar; Ruben, Simeon, Lewi, Isakhar, Zebulon, Dina, Yusuf, Benyamin, Dan, Naftali, Gad, Asyer bin Yakub
Dari Mesir ke Kanaan
Orang-orang di sekitar Musa
·
Musa bin Amram dan Zipora binti Rehuel (Yitro); Gersom bin Musa (anak-anak: Yonatan dan Sebuel bin Gersom), Eliezer bin Musa,
·
Harun bin Amram dan Eliseba binti Aminadab; Nadab, Abihu, Eleazar (anak: Pinehas bin Eleazar), Itamar bin Harun)
Hakim-Hakim
·
Yoel dan
Abia, putra-putra Samuel.
Keturunan Yehuda sampai Daud
Orang-orang di sekitar Daud
Keluarga Daud:
·
Saudara:
Eliab, Abinadab, Simea, Netaneel, Radai, Ozem bin Isai, Zeruya dan Abigail
binti Isai
·
Istri:
Mikhal binti Saul; Ahinoam dari Yizreel; Abigail bekas istri Nabal, orang Karmel; Maakha, anak perempuan Talmai raja Gesur;
Hagit; Abital; Egla; dan Batsyeba, bekas istri
Uria, orang Het; serta Abisag gadis Sunem yang melayani Daud pada masa tuanya.
·
Anak: Amnon, Daniel, Absalom, Adonia, Sefaca, Yitream, Syamua, Sobab,
Natan, Salomo, Yibhar,
Elisama/Elisua, Elifelet/Elpelet, Nogah, Nefeg, Yafia, Elisama, Beelyada dan
Elifelet bin Daud, Tamar binti Daud
Pahlawan Daud
Sahabat Daud
·
Husai orang
Alki
·
Hiram raja
Tirus
Musuh Daud
Nama raja-raja Israel dan Yehuda
Kerajaan Israel Bersatu
Kerajaan Israel Utara
Kerajaan Israel Selatan (Kerajaan Yehuda)
Nama nabi-nabi
Zaman Israel Bersatu
·
Gad
·
Ahimelekh
bin Ahitub
Zaman Israel Utara
·
Ahia bin
Seraya
·
Mikaya bin
Imla
·
Beeri
·
Oded
Zaman Israel Selatan
·
Oded
·
Azaria bin
Oded
·
Hanani
·
Yahaziel bin
Zakharia
·
Eliezer bin
Dodawa
·
Zakharia bin
Yoyada
·
Amos bin
Yosia
·
Maaseiah bin
Zedekiah
·
Neria bin
Mahseya
·
Barukh bin
Neria
·
Uria
·
Hulda,
nabiah
Pada Zaman Pembuangan
·
Mordekhai
bin Yair
·
Seraya
Pada Zaman Pemulangan
Tokoh lainnya dalam Perjanjian Lama
Tokoh Perjanjian Baru
Tujuh Diaken
Dalam Keempat Injil
Dalam Kisah Para Rasul
Tokoh yang disebutkan dalam Kisah Para Rasul -
diurutkan berdasarkan abjad
Roma-Wahyu
Tokoh-tokoh wanita
Berikut adalah tokoh-tokoh wanita terkenal di Alkitab:
(urut kronologis)
Perjanjian
Lama
Perjanjian
Baru
Yeremia yang
berprofesi sebagai imam memulai pelayanannya sepanjang 40 tahun sejarah Yehuda,
Kerajaan Selatan. Ini berlangsung kira-kira 100 tahun setelah bangsa Asyur
menaklukkan Israel, Kerajaan Utara. Pelayanan publiknya dimulai pada tahun ke
13 pemerintahan Raja Yosia yang saleh (Yeremia 1:2), yang
memerintah selama 31 tahun. Yeremia melanjutkan pelayanannya sepanjang pemerintahan
keempat raja Yehuda yang terakhir yang terkenal jahat yaitu: Salum (Yoahas),
Yoyakim, Konya (Yoyakin), Zedekia, dan kepada para tawanan yang berada di
Mesir. Selama masa yang sulit itu, Yeremia hanya sendirian -- dan ia dibenci
bahkan dianiaya oleh umatnya sendiri.
Beberapa
tahun kemudian, Kerajaan Asyur menjadi lemah dan ditaklukkan oleh bangsa Babel.
Kerajaan Yehuda takluk di bawah kekuasaan Nebukadnezar setelah ia mengalahkan
Mesir pada peperangan di Karkemis, kota penting di Aram sebelah utara. Kota ini
mengawal jalur utama perdagangan yang melintasi Sungai Efrat. Serangan kedua
terhadap Yehuda terjadi kembali kira-kira tujuh tahun kemudian, tepatnya
pada
tahun kesebelas pemerintahan Zedekia, dan pada serangan itu Yerusalem dihancurkan oleh Nebukadnezar dan pasukan Babel akhirnya menguasai seluruh wilayah Timur Dekat.
tahun kesebelas pemerintahan Zedekia, dan pada serangan itu Yerusalem dihancurkan oleh Nebukadnezar dan pasukan Babel akhirnya menguasai seluruh wilayah Timur Dekat.
Peristiwa-peristiwa
dalam kitab ini tidak tersusun secara kronologis, melainkan menurut pokok
pembicaraan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman rohani yang terbaik bagi
kita.
Fasal 1 memperkenalkan
tentang Yeremia dan panggilan Allah kepadanya sebagai nabi.
Fasal 2
-- 38 adalah nubuatan-nubuatan yang terjadi sebelum kejatuhan
Yerusalem, yang dimulai pada zaman raja Yosia (Yeremia 3:6). Allah telahmenetapkan
Yeremia menjadi nabi bagi bangsa-bangsa (Yeremia 1:5)
ketika para nabi bernubuat palsu dan para imam mengajar dengan
sewenang-wenang (Yeremia 5:31). Hal yang
lebih buruk lagi adalah bahwa Allah mengatakan bahwa umatKu senang melakukan
hal demikian.Sesungguhnya dari yang kecil sampai yang besar di antara
mereka, senantiasa mengejar untung (Yeremia 6:13).
(Perhatikan: Pasyhur dalam fasal 20 tidak sama dengan Pasyhur
bin Malkia dalam Yeremia 21:1; 38:1). Yeremia
mengecam keempat raja Yehuda yang terakhir sebagai gembala-gembala palsu (Yeremia 23:1-2;
25:34). Ia juga mengecam nabi-nabi palsu (Yeremia 23:9) dan
imam-imam palsu (Yeremia 23:11).
Fasal 29
-- 30 ditujukan kepada kelompok tawanan pertama yang telah diangkut
dari Yehuda ke Babel beberapa tahun sebelum kehancuran Yehuda yang
terakhir: Sebab sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman
Tuhan, bahwa Aku akan memulihkan keadaan umatKu Israel dan Yehuda .... Aku akan
mengembalikan mereka ke negeri yang telah Kuberikan (Yeremia 30:3).
Fasal 31
-- 33 menjelaskan tentang Kerajaan Mesias dan Perjanjian yang akan
datang.
Fasal 34
-- 38 membahas tentang peringatan-peringatan yang disampaikan kepada
Zedekia, sikapYoyakim yang menentang Firman Allah, pengepungan Yerusalem, dan
pemenjaraan Yeremia.
Fasal 39 membahas
tentang kehancuran Yerusalem, penawanan Zedekia, dan kelepasan Yeremia dari
penjara.
Fasal 40
-- 44 berisi berita kepada orang-orang Israel setelah kehancuran
Yerusalem -- pertama di Yehuda (Yeremia 40 - 42) dan kemudian
di Mesir (Yeremia 43 - 44).
Fasal 45 membahas
khusus tentang Barukh, sekretaris Yeremia.
Fasal 46
-- 51 berisi nubuatan-nubuatan mengenai bangsa-bangsa kafir.
Fasal 52 menguraikan
tentang kejatuhan Yerusalem dan Yehuda dan berita kepada Zedekia. Allah
menjelaskan tentang alasan di balik kehancuran Kerajaan Yehuda dan Yerusalem,
ibu kotanya yang tadinya sangat megah, dengan berkata: Karena
kesalahanmu banyak, dosamu berjumlah besar maka Aku telah melakukan semuanya
ini kepadamu (Yeremia 30:15).
Walaupun pemberitaan Yeremia menubuatkan tentang
hukuman yang tak terhindari, ia juga mengatakan: Masih ada harapan
untuk hari depanmu(Yeremia 31:17), karena
Allah akan memperhatikan mereka yang bertobat dan berbalik kepadaNya (Yeremia 31:19). Allah yang
penuh kasih karunia berjanji: Aku akan membangun engkau kembali
....Dengan menangis mereka akan datang .... Dengarlah firman Tuhan ....Aku akan
menaruh TauratKu dalam batin mereka ... dan mereka akan menjadi umatKu(Yeremia
31:4,9-10,33).
Laporan yang
diilhamkan oleh Allah, yang dikenal sebagai Kitab Suci ini, menyatakan bahwa
Allah adalah Pribadi yang Hidup, Pencipta tertinggi dan berkuasa mutlak atas
seluruh alam ini (Yohanes 1:1-3; Kolose 1:16-17).
Kalimat
pertama pada satu-satunya wahyu Allah kepada manusia ini diawali dengan
perkataan: Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi(Kejadian 1:1). Kitab Kejadian adalah buku pertama dari lima buku
yang diilhamkan Allah kepada Musa untuk ditulis. Pemahaman tentang Kejadian
sangat penting agar kita dapat memperoleh pengetian mengenai Sang Pencipta kita
dan rencanaNya bagi kehidupan kita. Kejadian mengungkapkan kebenaran-kebenaran
mendasar mengenai Allah sebagai Pencipta, Penyelamat yang penuh kemurahan,
Pemimpin, dan Pemelihara, serta Hakim bagi mereka yang tidak memperdulikanNya. Kitab
ini berisi satu-satunya laporan yang akurat mengenai asal usul dunia ini;
penciptaan manusia, penetapan perkawinan, dan keluarga serta bagaimana kita
ditetapkan untuk mengalami kematian karena dosa maupun apa yang kita harus
lakukan untuk beroleh hidup kekal.
Ketika Yesus
ditanya oleh para pengeritikNya mengenai perceraian, Ia tidak hanya menegaskan
tentang keabsahan kitab Kejadian, melainkan Ia juga membeberkan kepalsuan Teori
Evolusi. Kristus mengutip kitab
Kejadian dengan mengatakan: Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firmanNya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging? (Matius 19:4-6; Kejadian 1:27; 2:24). Kristus pula menegaskan tentang hubungan Kitab Kejadian dengan iman seseorang kepadaNya, dengan berkata: Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepadaKu, sebab ia telah menulis tentang Aku (Yohanes 5:46).
Kejadian dengan mengatakan: Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firmanNya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging? (Matius 19:4-6; Kejadian 1:27; 2:24). Kristus pula menegaskan tentang hubungan Kitab Kejadian dengan iman seseorang kepadaNya, dengan berkata: Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepadaKu, sebab ia telah menulis tentang Aku (Yohanes 5:46).
Kehandalan
historis dari Kitab Kejadian jelas nyata dalam Injil Matius ketika Yesus
berbicara tentang Nuh (Matius 24:37-38; Kejadian 6:5,13; 7:6-23), dan tentang Sodom dan Gomorah (Matius 10:15; Kejadian 19:24-25).
Firman Tuhan
tidak perlu pengukuhan dari pihak manusia; apabila kesimpulan yang diambil oleh
para arkeolog atau astronom bertentangan dengan Firman Allah, maka itu jelas
membuktikan bahwa kesimpulan berdasarkan pikiran para ilmuwan yang terbatas itu
telah keliru.
Allah
Tritunggal terlihat dalam fasal 1 yang mengatakan: Allah menciptakan
..... Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air .... Baiklah Kita
menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Kita (Kejadian 1:1-2,26). Yesus juga mengatakan: Segala
sesuatu dijadikan oleh Dia(Yohanes 1:3; untuk penjelasan lebih lanjut mengenai Trinitas,
lihat renungan tanggal 18 Oktober tentang Markus 12:29-30). Tujuan Alkitab bukan untuk menjadikan kita sebagai
astronom, geolog, atau antropolog, melainkan untuk menuntun kita agar kita
dapat menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan penciptaan Allah terhadap kita.
Selanjutnya, Alkitab adalah Satu-satunya Sumber yang benar untuk memahami
tujuan hidup manusia, serta menyiapkan kita memperoleh kehidupan kekal di Sorga
bersama-sama dengan Sang Pencipta kita.
Fasal 1 --
11 mencatat
tentang 2,000* tahun pertama dari sejarah manusia. Sepanjang periode itu, enam
peristiwa penting terjadi: (1) penciptaan segala sesuatu; (2) dosa Adam dan
Hawa; (3) 1500 tahun kemudian, pembangunan bahtra oleh Nuh; (4) Air Bah; (5)
300 tahun kemudian, pembangunan menara Babel; dan (6) pengacauan bahasa
manusia.
Fasal 12 --
50 mencakup
500 tahun* berikutnya yang menyoroti kehidupan empat tokoh yaitu Abraham,
Ishak, Yakub, dan Yusuf. Melalui tokoh-tokoh ini, kita menyaksikan kasih dan
kesediaan Allah untuk melindungi dan memelihara umatNya.
Kejadian
mengantar pembaca untuk melihat karya penebusan Allah, sebagaimana Wahyu, kitab
terakhir, menubuatkan tentang bagaimana segala sesuatu yang ada sekarang akan
berakhir pada permulaan kekekalan itu.
*Perhatian: Tahun yang dimaksud menunjukkan
perkiraan periode-periode waktu.
Kitab Mazmur merupakan kitab yang terpanjang dalam
Alkitab. Roh Kudus, yang menggerakkan Daud untuk menulis kira-kira 70 dari 150
mazmur, adalah sebenarnya merupakan penulis kitab ini. Yesus bukan saja
mendasarkan suatu argumentasi yang penting tentang keabsahan Mazmur 110
melainkan menguatkan pengilhamannya oleh Roh Kudus ketika Ia berkata: Daud
sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku;
duduklah di sebelah kananKu, sam[pai musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu (Markus
12:36).
Para penulis lainnya yang mendapat ilham untuk menulis mazmur adalah Musa, Salomo, Asaf, Etan, Heman, dan anak-anak Korah. Penulis dari kira-kira 50 mazmur dalam kitab ini tidak diketahui dengan pasti. Kebanyakan dari mazmur-mazmur ini adalah nyanyian-nyanyian yang mengungkapkan pujian dan syukur atas kasih dan kesetiaan Sang Pencipta kita. Memang merupakan rencana Allah bagi kita untuk memuji Dia melalui nyanyian, sebagaimana Ia berkata: Bersorak-soraklah bagi Tuhan (Mazmur 100:1). Dalam kelima mazmur terakhir masing-masing diawali dan diakhiri dengan perkataan: Pujilah Tuhan, yang adalah terjemahan
dari istilah Ibrani Haleluya. Nada pikiran pemazmur sering beralih dari perasaan gagal kepada keceriaan. Mazmur-mazmur ini mengajar kita untuk mengampuni dan menerima diri kita dan orang-orang lain, serta mengungkapkan syukur kepada Allah kita atas keampunan, kesembuhan, dan pemulihan kita.
Mazmur-mazmur ini juga mengungkapkan doa-doa permohonan untuk kemurahan dan pertolongan serta penyerahan dan kepercayaan. Namun hal lain yang menonjol dalam kitab Mazmur adalah penghargaan tinggi yang diberikan kepada Kitab Suci itu sendiri: Kaubuat namaMu dan janjiMu melebihi segala sesuatu (Mazmur 138:2). Allah telah mengangkat FirmanNya mengatasi segala sesuatu yang lain. Jadi dalam hal ini jelas bahwa Kitab Suci itu sangat penting, dan sikap mengabaikan FirmanNya pada hakekatnya merupakan penghinaan kepada Allah. Pentingnya Kitab Suci itu disebutkan sekurang-kurangnya 170 kali, di dalam 176 ayat dalam Mazmur 119, terkecuali tiga ayat.
Mazmur-mazmur ini mengungkapkan pikiran orang yang rindu menyembah dan memuji Bapa Sorgawi kita, Yesus Kristus, dan Roh Kudus.
Walaupun ditulis seribu tahun sebelum kelahiran Yesus, banyak mazmur-mazmur yang menunjuk kepada Mesias -- mengenai kelahiran, kehidupan, pengkhianatan, penyaliban, kebangkitan, dan kenaikanNya. Mazmur-mazmur berikut ini berbicara tentang Yesus Kristus di dalam Perjanjian Baru: 2, 8, 16, 22, 40, 41, 45, 68, 69, 89, 102, 109, 110, 118. Dalam mazmur 2, Mesias itu adalah Anak Allah yang harus disembah; mazmur 16:10-11 menyatakan tentang kebangkitanNya, mazmur 22 tentang penderitaanNya, dan mazmur 40 tentang pengorbananNya; dalam mazmur 45:6 Mesias itu adalah Allah; dalam mazmur 89 Ia adalah Oknum yang dijanjikan untuk menggenapi perjanjian Allah dengan Daud; dan dalam mazmur 110 Ia adalah Imam-Raja dan Tuhan dari Daud. Setelah kebangkitanNya, Yesus membuka mata para muridNya sehingga mereka melihat Dia di dalam Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur (Lukas 24:27,44), yang berarti seluruh Perjanjian Lama. Ini berarti bahwa orang yang hanya mau membaca Perjanjian Baru saja telah membatasi pengetahuannya tentang Kristus dan kehendakNya bagi kehidupannya.
Mazmur-mazmur ini memberikan pengetahuan yang dalam mengenai ajaran-ajaran mendasar dalam Alkitab, seperti mengenai Allah sebagai Pencipta dunia ini dan segala sesuatu yang ada di dalamnya (Mazmur 8:3-9; 90:1-2; 104:1-32) dan bahwa Ia adalah Oknum yang mengenal setiap pikiran kita (Mazmur 139:1-18,23-24). Mazmur-mazmur ini juga menjelaskan perbedaan antara dosa dan kebenaran dan menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya sikap kita terhadap penderitaan dan pergumulan yang kita hadapi setiap hari. Perkataan benar dan kebenaran digunakan kira-kira 130 kali. Perkataan dosa, kesalahan, dan kejahatan ditemukan lebih dari 100 kali yang menyatakan tentang peperangan rohani yang harus kita hadapi setiap hari melawan tipu daya Iblis.
Mazmur-mazmur tentang hukuman terhadap orang-orang fasik mengajarkan bahwa dosa adalah pemberontakan terhadap Allah dan kekuasaanNya. Ketika Roh Allah memimpin para pemazmur untuk berbicara tentang pembalasan atau hukuman atas orang fasik, yang dimaksud bukan pembalasan pribadi melainkan ungkapan tentang kehendak Allah mengenai segala bentuk ketidakadilan dan janji bahwa dosa pada akhirnya akan dihukum: Pembalasan itu adalah hakKu, .... demikianlah firman Tuhan (Roma 12:19).
Berbeda dengan Allah yang mutlak sempurna, manusia dinyatakan telah lahir dalam dosa dan karena itu membutuhkan seorang Penebus.
Dalam khotbahnya pada Hari Pentakosta, Petrus mengutip dari kitab Mazmur untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias (Kisah 2:25; Mazmur 16:8-11).
Para penulis lainnya yang mendapat ilham untuk menulis mazmur adalah Musa, Salomo, Asaf, Etan, Heman, dan anak-anak Korah. Penulis dari kira-kira 50 mazmur dalam kitab ini tidak diketahui dengan pasti. Kebanyakan dari mazmur-mazmur ini adalah nyanyian-nyanyian yang mengungkapkan pujian dan syukur atas kasih dan kesetiaan Sang Pencipta kita. Memang merupakan rencana Allah bagi kita untuk memuji Dia melalui nyanyian, sebagaimana Ia berkata: Bersorak-soraklah bagi Tuhan (Mazmur 100:1). Dalam kelima mazmur terakhir masing-masing diawali dan diakhiri dengan perkataan: Pujilah Tuhan, yang adalah terjemahan
dari istilah Ibrani Haleluya. Nada pikiran pemazmur sering beralih dari perasaan gagal kepada keceriaan. Mazmur-mazmur ini mengajar kita untuk mengampuni dan menerima diri kita dan orang-orang lain, serta mengungkapkan syukur kepada Allah kita atas keampunan, kesembuhan, dan pemulihan kita.
Mazmur-mazmur ini juga mengungkapkan doa-doa permohonan untuk kemurahan dan pertolongan serta penyerahan dan kepercayaan. Namun hal lain yang menonjol dalam kitab Mazmur adalah penghargaan tinggi yang diberikan kepada Kitab Suci itu sendiri: Kaubuat namaMu dan janjiMu melebihi segala sesuatu (Mazmur 138:2). Allah telah mengangkat FirmanNya mengatasi segala sesuatu yang lain. Jadi dalam hal ini jelas bahwa Kitab Suci itu sangat penting, dan sikap mengabaikan FirmanNya pada hakekatnya merupakan penghinaan kepada Allah. Pentingnya Kitab Suci itu disebutkan sekurang-kurangnya 170 kali, di dalam 176 ayat dalam Mazmur 119, terkecuali tiga ayat.
Mazmur-mazmur ini mengungkapkan pikiran orang yang rindu menyembah dan memuji Bapa Sorgawi kita, Yesus Kristus, dan Roh Kudus.
Walaupun ditulis seribu tahun sebelum kelahiran Yesus, banyak mazmur-mazmur yang menunjuk kepada Mesias -- mengenai kelahiran, kehidupan, pengkhianatan, penyaliban, kebangkitan, dan kenaikanNya. Mazmur-mazmur berikut ini berbicara tentang Yesus Kristus di dalam Perjanjian Baru: 2, 8, 16, 22, 40, 41, 45, 68, 69, 89, 102, 109, 110, 118. Dalam mazmur 2, Mesias itu adalah Anak Allah yang harus disembah; mazmur 16:10-11 menyatakan tentang kebangkitanNya, mazmur 22 tentang penderitaanNya, dan mazmur 40 tentang pengorbananNya; dalam mazmur 45:6 Mesias itu adalah Allah; dalam mazmur 89 Ia adalah Oknum yang dijanjikan untuk menggenapi perjanjian Allah dengan Daud; dan dalam mazmur 110 Ia adalah Imam-Raja dan Tuhan dari Daud. Setelah kebangkitanNya, Yesus membuka mata para muridNya sehingga mereka melihat Dia di dalam Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur (Lukas 24:27,44), yang berarti seluruh Perjanjian Lama. Ini berarti bahwa orang yang hanya mau membaca Perjanjian Baru saja telah membatasi pengetahuannya tentang Kristus dan kehendakNya bagi kehidupannya.
Mazmur-mazmur ini memberikan pengetahuan yang dalam mengenai ajaran-ajaran mendasar dalam Alkitab, seperti mengenai Allah sebagai Pencipta dunia ini dan segala sesuatu yang ada di dalamnya (Mazmur 8:3-9; 90:1-2; 104:1-32) dan bahwa Ia adalah Oknum yang mengenal setiap pikiran kita (Mazmur 139:1-18,23-24). Mazmur-mazmur ini juga menjelaskan perbedaan antara dosa dan kebenaran dan menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya sikap kita terhadap penderitaan dan pergumulan yang kita hadapi setiap hari. Perkataan benar dan kebenaran digunakan kira-kira 130 kali. Perkataan dosa, kesalahan, dan kejahatan ditemukan lebih dari 100 kali yang menyatakan tentang peperangan rohani yang harus kita hadapi setiap hari melawan tipu daya Iblis.
Mazmur-mazmur tentang hukuman terhadap orang-orang fasik mengajarkan bahwa dosa adalah pemberontakan terhadap Allah dan kekuasaanNya. Ketika Roh Allah memimpin para pemazmur untuk berbicara tentang pembalasan atau hukuman atas orang fasik, yang dimaksud bukan pembalasan pribadi melainkan ungkapan tentang kehendak Allah mengenai segala bentuk ketidakadilan dan janji bahwa dosa pada akhirnya akan dihukum: Pembalasan itu adalah hakKu, .... demikianlah firman Tuhan (Roma 12:19).
Berbeda dengan Allah yang mutlak sempurna, manusia dinyatakan telah lahir dalam dosa dan karena itu membutuhkan seorang Penebus.
Dalam khotbahnya pada Hari Pentakosta, Petrus mengutip dari kitab Mazmur untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias (Kisah 2:25; Mazmur 16:8-11).
Amos adalah seorang gembala dan pemungut buah ara dari
desa berbukit yaitu Tekoa (Amos 1:1; 7:14). Tekoa terletak kira-kira 10 mil
selatan Yerusalem. Namun, Allah memanggil Amos untuk melayani sebagai nabi di
Israel, Kerajaan Utara (Amos 1:1; 3:9; 7:7-15). Karena ketaatannya atas
panggilan ini, Amos harus menempuh perjalanan ke utara kira-kira 22 mil ke
Betel, yang menjadi pusat penyembahan lembu emas oleh Israel.
Nubuatan Amos tampaknya disampaikan di pintu gerbang (kota) (Amos 5:10,12,15), yang menjadi pusat kegiatan bisnis dan pemerintahan dan sekali gus lokasi di mana para tua-tua Israel memutuskan perkara bagi rakyat (Yeremia 17:19; 19:2-3). Di tempat inilah Allah berbicara melalui Amos yang menubuatkan tentang kehancuran Kerajaan Utara (Amos 5:1-3). Pada waktu itu, Uzia memerintah sebagai Raja Yehuda, Yerobeam II menjadi Raja Israel, dan nabi Yesaya, Hosea, dan Yunus sedang melayani. Kedua Kerajaan itu sedang dalam suasana makmur secara materi (II Tawarikh 26:1-16; II Raja_Raja 14:23,25), namun Amos
mengecam mereka karena praktek-praktek keagamaan mereka yang korup dan segala jenis kejahatan yang mewarnai kehidupan mereka (Amos 2:4-8; 3:9-10; 4:1-5).
Tampaknya segala peringatan yang disampaikan oleh gembala dari Tekoa ini tidak langsung digenapi, namun menurut Firman Tuhan, kira-kira 30 tahun kemudian Israel, Kerajaan Utara diserang dan dihancurkan oleh bangsa Asyur
Nubuatan Amos tampaknya disampaikan di pintu gerbang (kota) (Amos 5:10,12,15), yang menjadi pusat kegiatan bisnis dan pemerintahan dan sekali gus lokasi di mana para tua-tua Israel memutuskan perkara bagi rakyat (Yeremia 17:19; 19:2-3). Di tempat inilah Allah berbicara melalui Amos yang menubuatkan tentang kehancuran Kerajaan Utara (Amos 5:1-3). Pada waktu itu, Uzia memerintah sebagai Raja Yehuda, Yerobeam II menjadi Raja Israel, dan nabi Yesaya, Hosea, dan Yunus sedang melayani. Kedua Kerajaan itu sedang dalam suasana makmur secara materi (II Tawarikh 26:1-16; II Raja_Raja 14:23,25), namun Amos
mengecam mereka karena praktek-praktek keagamaan mereka yang korup dan segala jenis kejahatan yang mewarnai kehidupan mereka (Amos 2:4-8; 3:9-10; 4:1-5).
Tampaknya segala peringatan yang disampaikan oleh gembala dari Tekoa ini tidak langsung digenapi, namun menurut Firman Tuhan, kira-kira 30 tahun kemudian Israel, Kerajaan Utara diserang dan dihancurkan oleh bangsa Asyur
Injil Matius ditulis oleh seorang Yahudi yang pada
masa itu sedang menduduki suatu jabatan yang cukup tinggi sebagai pemungut
cukai bagi pemerintahan Romawi. Kemudian Yesus berkata kepadanya: Ikutlah Aku. Maka
berdirilah Matius lalu mengikut Dia (Matius 9:9)
Matius menyatakan tujuan penulisan Injilnya dalam kalimat pertama kitabnya: Inilah silsilah Yesus Kristus, anak (keturunan) Daud, anak Abraham (Matius 1:1). Gelar Anak Daud dan Anak Abraham ditemukan 10 kali dalam Injil Matius. Anak Daud menunjukkan Kristus sebagai Mesias-Raja yang telah dinubuatkan oleh para nabi, sedangkan Anak Abraham menjelaskan hubungan Yesus dengan perjanjian yang Allah telah buat dengan Abraham: Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat (Kejadian 12:3; 17:7; II Samuel 7:8-17). Tuhan Yesus menegaskan penggenapan nubuatan ini kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya, kataNya: Jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia (Mesias), kamu akan mati dalam dosamu...... Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. ..... Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu mengasihi Aku........namun Iblislah yang
menjadi bapamu (Yohanes 8:24,39,42,44).
Atas ilham Roh Kudus, Rasul Paulus selanjutnya menyatakan siapa sebenarnya anak-anak rohani Abraham, bapa semua orang-orang beriman, baik orang-orang Yahudi maupun kafir. Paulus menulis: Bahwa mereka yang hidup dari iman (kepada Yesus sebagai Mesias), mereka itulah anak-anak Abraham...... Adapun kepada Abraham di ucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya (Yesus). Tidak dikatakan “kepada keturunan-keturunannya” seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: “dan kepada keturunanmu”, yaitu Kristus. ..... Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus...... Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah (Galatia 3:7,16,27,29).
Matius menghubungkan silsilah Yesus dengan Yusuf. Namun, Yusuf hanya bertindak sebagai bapa Yesus secara hukum, bukan bapa Yesus secara biologis. Perhatikan dalam silsilah ini bahwa setiap anak keturunan bapanya secara darah dan daging dijelaskan dengan menggunakan perkataan memperanakkan. Namun dalam Matius 1:16 kita melihat suatu perobahan yang nyata ketika berbicara mengenai kelahiran Yesus yang supranatural, karena dikatakan: Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Perubahan yang tampak jelas ini menunjukkan bahwa Yesus adalah anak Maria secara biologis tetapi bukan anak Yusuf secara biologis.
Tujuan utama Matius ialah menghubungkan nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama mengenai Mesias dengan penggenapan-penggenapannya seperti terlihat dalam kelahiran, kehidupan dan pelayanan Yesus. Yesus dilahirkan di Betlehem (Matius 2:1), menggenapi nubuatan nabi Mikha bahwa Mesias itu akan dilahirkan di kota Daud (Mikha 5:2; juga Lukas 2:4). Dapat ditemukan lebih dari 100 kutipan baik secara langsung maupun tidak langsung dari kitab Taurat, nabi-nabi, dan Mazmur yang dicatat oleh Matius. Perkataan hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh Nabi ditemukan 13 kali dalam Matius (Matius 1:22; 2:15,17,23; 4:14; 8:17; 12:17; 13:14,35; 21:4; 26:56; 27:9,35).
Oleh karena fokus perhatian nubuatan seluruh Perjanjian Lama tertuju kepada kedatangan Mesias yang dijanjikan dan KerajaanNya, maka Matius menggunakan perkataan Kerajaan Sorga lebih dari 31 kali dan mencatat tujuh perumpamaan Yesus yang dimulai dengan perkataan: Kerajaan Sorga itu seumpama (Matius 13:24,31,33, 44-45,47,52). Matius juga mencatat lebih dari 20 mujizat sebagai bukti keMesiasan Yesus.
Reaksi-reaksi orang banyak terhadap Yesus dicatat dalam fasal 11 sampai 18. Tak ada alasan untuk meragukan identitasNya yang sebenarnya. Kaum Sanhedrrin menyimpan arsip silsilah yang lengkap mengenai keturunan Raja Daud. Menarik untuk diamati bahwa musuh-musuh Yesus pun tak pernah berusaha membatalkan pernyataan atau pengakuanNya sebagai keturunan Abraham atau keturunan Raja Daud.
Untuk menghilangkan segala keraguan menyangkut siapa sebenarnya Yesus itu, kita membaca bahwa ketika Ia dibaptiskan terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan (Matius 3:17). Pengungkapan tentang siapa Yesus sebenarnya juga dinyatakan dengan jelas dalam peristiwa pemuliaan Yesus di atas gunung yang melaporkan bahwa ketika Ia sedang bercakap dengan Musa dan Elia terdengarlah suara yang mengatakan Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia (Matius 16:16; 17:2-5). Peristiwa ini mengakhiri pelayanan Yesus di Galilea kemudian berangkatlah Ia dari Galilea dan tiba di daerah Yudea (Matius 19:1). Dengan tekun Ia memusatkan perhatianNya untuk menggenapi tujuanNya meninggalkan sorga itu untuk turun ke dunia ini. Ia akan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan (Matius 20:18-19).
Matius juga melaporkan tentang masukNya Yesus ke kota Yerusalem yang penuh semarak. Ia diikuti oleh orang banyak yang sangat besar jumlahnya yang bersorak-sorak: Hosana bagi Anak Daud (Matius 21:8-9).
Sebelum penyalibanNya, ketika Yesus duduk di bukit Zaitun mengajar murid-muridNya, Ia memberitakan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi sebelum kedatanganNya kembali yang dalam Matius 24 - 25. Setelah penyaliban, penguburan dan kebangkitanNya, seorang malaikat menyampaikan berita sukacita mengatakan: Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia (Matius 28:7). Pada akhirnya di atas Bukit Zaitun, 40 hari setelah kebangkitanNya, Yesus menyampaikan pesanNya kepada murid-muridNya: Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu (Matius 28:19-20).
Matius menyatakan tujuan penulisan Injilnya dalam kalimat pertama kitabnya: Inilah silsilah Yesus Kristus, anak (keturunan) Daud, anak Abraham (Matius 1:1). Gelar Anak Daud dan Anak Abraham ditemukan 10 kali dalam Injil Matius. Anak Daud menunjukkan Kristus sebagai Mesias-Raja yang telah dinubuatkan oleh para nabi, sedangkan Anak Abraham menjelaskan hubungan Yesus dengan perjanjian yang Allah telah buat dengan Abraham: Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat (Kejadian 12:3; 17:7; II Samuel 7:8-17). Tuhan Yesus menegaskan penggenapan nubuatan ini kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya, kataNya: Jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia (Mesias), kamu akan mati dalam dosamu...... Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. ..... Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu mengasihi Aku........namun Iblislah yang
menjadi bapamu (Yohanes 8:24,39,42,44).
Atas ilham Roh Kudus, Rasul Paulus selanjutnya menyatakan siapa sebenarnya anak-anak rohani Abraham, bapa semua orang-orang beriman, baik orang-orang Yahudi maupun kafir. Paulus menulis: Bahwa mereka yang hidup dari iman (kepada Yesus sebagai Mesias), mereka itulah anak-anak Abraham...... Adapun kepada Abraham di ucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya (Yesus). Tidak dikatakan “kepada keturunan-keturunannya” seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: “dan kepada keturunanmu”, yaitu Kristus. ..... Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus...... Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah (Galatia 3:7,16,27,29).
Matius menghubungkan silsilah Yesus dengan Yusuf. Namun, Yusuf hanya bertindak sebagai bapa Yesus secara hukum, bukan bapa Yesus secara biologis. Perhatikan dalam silsilah ini bahwa setiap anak keturunan bapanya secara darah dan daging dijelaskan dengan menggunakan perkataan memperanakkan. Namun dalam Matius 1:16 kita melihat suatu perobahan yang nyata ketika berbicara mengenai kelahiran Yesus yang supranatural, karena dikatakan: Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Perubahan yang tampak jelas ini menunjukkan bahwa Yesus adalah anak Maria secara biologis tetapi bukan anak Yusuf secara biologis.
Tujuan utama Matius ialah menghubungkan nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama mengenai Mesias dengan penggenapan-penggenapannya seperti terlihat dalam kelahiran, kehidupan dan pelayanan Yesus. Yesus dilahirkan di Betlehem (Matius 2:1), menggenapi nubuatan nabi Mikha bahwa Mesias itu akan dilahirkan di kota Daud (Mikha 5:2; juga Lukas 2:4). Dapat ditemukan lebih dari 100 kutipan baik secara langsung maupun tidak langsung dari kitab Taurat, nabi-nabi, dan Mazmur yang dicatat oleh Matius. Perkataan hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh Nabi ditemukan 13 kali dalam Matius (Matius 1:22; 2:15,17,23; 4:14; 8:17; 12:17; 13:14,35; 21:4; 26:56; 27:9,35).
Oleh karena fokus perhatian nubuatan seluruh Perjanjian Lama tertuju kepada kedatangan Mesias yang dijanjikan dan KerajaanNya, maka Matius menggunakan perkataan Kerajaan Sorga lebih dari 31 kali dan mencatat tujuh perumpamaan Yesus yang dimulai dengan perkataan: Kerajaan Sorga itu seumpama (Matius 13:24,31,33, 44-45,47,52). Matius juga mencatat lebih dari 20 mujizat sebagai bukti keMesiasan Yesus.
Reaksi-reaksi orang banyak terhadap Yesus dicatat dalam fasal 11 sampai 18. Tak ada alasan untuk meragukan identitasNya yang sebenarnya. Kaum Sanhedrrin menyimpan arsip silsilah yang lengkap mengenai keturunan Raja Daud. Menarik untuk diamati bahwa musuh-musuh Yesus pun tak pernah berusaha membatalkan pernyataan atau pengakuanNya sebagai keturunan Abraham atau keturunan Raja Daud.
Untuk menghilangkan segala keraguan menyangkut siapa sebenarnya Yesus itu, kita membaca bahwa ketika Ia dibaptiskan terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan (Matius 3:17). Pengungkapan tentang siapa Yesus sebenarnya juga dinyatakan dengan jelas dalam peristiwa pemuliaan Yesus di atas gunung yang melaporkan bahwa ketika Ia sedang bercakap dengan Musa dan Elia terdengarlah suara yang mengatakan Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia (Matius 16:16; 17:2-5). Peristiwa ini mengakhiri pelayanan Yesus di Galilea kemudian berangkatlah Ia dari Galilea dan tiba di daerah Yudea (Matius 19:1). Dengan tekun Ia memusatkan perhatianNya untuk menggenapi tujuanNya meninggalkan sorga itu untuk turun ke dunia ini. Ia akan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan (Matius 20:18-19).
Matius juga melaporkan tentang masukNya Yesus ke kota Yerusalem yang penuh semarak. Ia diikuti oleh orang banyak yang sangat besar jumlahnya yang bersorak-sorak: Hosana bagi Anak Daud (Matius 21:8-9).
Sebelum penyalibanNya, ketika Yesus duduk di bukit Zaitun mengajar murid-muridNya, Ia memberitakan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi sebelum kedatanganNya kembali yang dalam Matius 24 - 25. Setelah penyaliban, penguburan dan kebangkitanNya, seorang malaikat menyampaikan berita sukacita mengatakan: Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia (Matius 28:7). Pada akhirnya di atas Bukit Zaitun, 40 hari setelah kebangkitanNya, Yesus menyampaikan pesanNya kepada murid-muridNya: Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu (Matius 28:19-20).
Nama Yohanes
(Kisah 12:12) dari Yohanes Markus menunjukkan warisan Yahudinya,
namun nama Markus, warisan Latinnya (Kolose 4:10) menunjukkan kewargaan Romawinya. Ia bukan tergolong
salah satu dari ke dua belas rasul, melainkan ia adalah seorang pemuda yang
percaya kepada Kristus yang tinggal di Yerusalem. Maria, ibunya juga adalah
seorang yang percaya dan jemaat abad pertama sering menggunakan rumahnya
sebagai tepat berkumpul.
Tujuan utama
penulisan Injil Markus adalah untuk menyatakan Yesus sebagai Anak Manusia, Anak
Allah, dan Juruselamat setiap orang yang percaya dan bertobat. Dalam Injil
Markus, Yesus dijelaskan lebih dari sekedar seorang Manusia yang agung,
sebagaimana dijelaskan dalam kalimat pertama Inji itu:Inilah permulaan Injil
tentang Yesus Kristus, Anak Allah (Markus 1:1). Ini
merupakan ajakan kepada dunia untuk menerima Yesus sebagai satu-satunya Sumber
yang dapat memberikan kehidupan kekal. Markus melakukan hal yang sama dengan
menunjukkan bagaimanaYesus mendemonstasikan kekuasaanNya atas
roh-roh jahat, kuasa alam, sakit penyakit, dan kematian.
roh-roh jahat, kuasa alam, sakit penyakit, dan kematian.
Sebutan Anak
Allah ditemukan lima kali dalam kitab ini (Markus 1:1; 3:11;
5:7; 14:61; 15:39). Markus
mencatat mengenai Bapa Sorgawi yang berbicara ketika Yesus dibaptiskan dan
ketika Ia dimuliakan di atas gunung. Dalam peristiwa-peristiwa ini Yesus
disebut sebagai Anak yang Kukasihi (Markus 1:11; 9:7).
Markus juga
menyuguhkan Yesus sebagai Hamba Allah yang sempurna. Istilah-istilah
seperti dan, digunakan 34 kali, dan perkataan segera digunakan
hampir 30 kali. Juga Markus menegaskan bahwa Anak Manusia datang bukan
untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi
tebusan bagi banyak orang (Markus 10:45). Tak ada penulis lain yang menjelaskan tentang
bagaimana Yesus mengambil seorang anak kecil lalu memeluknya (Markus 9:36) atau peristiwa Yesus tertidur di dalam
perahu ketika taufan yang dahsyat mengamuk (Markus 4:37-38).
Barnabas,
seorang Lewi dari Siprus (Kisah 4:36) mungkin
adalah saudara sepupu Markus. Markus menyertai Paulus dan Barnabas dalam
perjalanan pengabaran Injil yang pertama, namun ia pulang ke rumahnya sebelum
tugas itu selesai (Markus 12:25; 13:2-5,13). Karena itu Paulus tidak mau
membawa Markus lagi untuk ikut dalam perjalanan pengabaran Injil yang kedua (Markus 15:37-38). Namun Paulus akhirnya menulis agar menjemput dan
membawa serta Markus karena pelayanannya penting bagiku (II Timotius 4:11).
Berbeda
dengan Matius yang tidak menjelaskan mengenai adat istiadat Yahudi, Markus
menjelaskan banyak hal mengenai kebiasaan dan ajaran Yahudi yang mungkin tidak
dikenal oleh para pembaca non Yahudi (Markus 2:18; 7:3-4; 14:12; 15:42). Ia menjelaskan tentang
lokasi-lokasi geografis wilayah Yudea dan berbagai jenis tanaman yang tumbuh di
wilayah itu (Markus 1:13; 11:13; 13:3) serta perbandingan nilai dari mata
uang Yahudi dengan mata uang Romawi (Markus 12:42). Juga kitabnya ini menceritakan sekurang-kurangnya
20 mujizat yang Yesus pernah lakukan.
Dalam Kitab
Markus, Kristus digambarkan sebagai Hamba Allah yang tak pernah mengenal lelah,
yang selalu sibuk dengan berbagai kegiatan. Markus tidak menyebut sesuatupun
tentang nenek moyang Yesus. Juga ia tak menyebutkan tentang para malaikat yang
memberitakan mengenai kelahiranNya, tentang orang-orang majus yang sedang
mencari seorang Raja, atau mengenai hikmat Yesus yang membuat para sarjana
Taurat Yahudi mengagumi Yesus ketika Ia baru berusia 12 tahun. Namun 12 kali
Markus menyebut Yesus sebagai Guru (Markus 1:16-17;
2:17,19-22; 3:23-27; 4:2-8,21-22,26-32; 7:14-23; 9:43,45,47; 12:1-11; 13:
28-29,34,37). Oleh
karena sebuah perumpamaan bertujuan untuk melukiskan tentang sesuatu kebenaran,
maka Markus mencatat 18 perumpamaan yang pernah Yesus ajarkan. Markus sering
mencatat tentang perasaan Yesus dan reaksi yang ditunjukkanNya: Ia
berdukacita karena kedegilan mereka, dan dengan marah Ia memandang
sekelilingNya kepada mereka (Markus 3:5; 7:34; 8:12). Petrus menyebut Markus
sebagai anakku (murid) (I Petrus 5:13). Diperkirakan bahwa Markus mendapatkan informasi
yang dituliskannya dalam kitabnya dari Rasul Petrus. Ia ikut serta ke Babilon
bersama dengan Petrus.
Lukas adalah
seorang penulis dari bangsa kafir yang menulis kitab ini dan juga kitab Kisah
Para Rasul. Kitabnya ditujukan kepada seorang Yunani yang bernama Teopilus,
yang berarti “Sahabat Allah.” Walaupun Lukas tidak termasuk salah satu dari
kedua belas rasul namun ia adalah rekan Paulus yang sangat dekat ketika mereka
mengadakan perjalanan pengabaran Injil. Lukas juga dikenal sebagai tabib
yang kekasih (Kolose 4:14; lihat Kisah 16:10; 20:6; II Timotius 4:11; Filemon 1:24).
Lukas
memberitakan suatu Injil yang universal yang diterimanya lewat pemberitaan oleh
malaikat yang berkata: Jangan takut, sebab sesungguhnya aku
memberitakan berita kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa (Lukas 2:10). Simeon
memangku bayi Yesus danmenatangNya sambil memuji Allah, katanya: Sekarang,
Tuhan, biarkanlah hambaMu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan
firmanMu (Lukas 2:26-28). Ia menjelaskan Yesus yang adalah lebih dari sekedar
menjadi Mesias bagi umat Yahudi. Ia mengutip perkataan nabi Yesaya yang
menjelaskan mengenai hubunganYesus dengan
seluruh manusia, yakni sebagai terang untuk bangsa-bangsa ..... Dan kemuliaan bagi seluruh umat Israel (Yesaya 42:6; 49:6; Lukas 2:32).
seluruh manusia, yakni sebagai terang untuk bangsa-bangsa ..... Dan kemuliaan bagi seluruh umat Israel (Yesaya 42:6; 49:6; Lukas 2:32).
Kemanusiaan
Yesus yang sempurna dinyatakan dalam Lukas. Ia menyuguhkan Yesus sebagai Anak
Manusia, dan juga sebagai Anak Allah yang lahir dari seorang perawan. Ia juga
disebut Adam yang terakhir (I Korintus 15:22,45). Sebagai Anak Manusia, Yesus
berbelas kasihan atas setiap kelemahan kita dan Ia memahami setiap kebutuhan
kita. PerkataanAnak Manusia dinyatakan sekurang-kurangnya 26 kali
dalam Injil Lukas. Juga Lukas mengenali keTuhanan Yesus yang sempurna, yang
telah datang menjadi Sang Penyelamat dan Penebus umat manusia (Lukas 1:47,68; 2:11,38; 24:21). Lukas juga menyatakan
ketergantunganNya secara penuh sebagai manusia kepada Bapa Sorgawi dalam doa.
Hal ini bermaksud mengajarkan tentang pentingnya setiap pengikut Kristus
bergantung penuh kepada Allah dalam doa (Lukas 3:21; 5:16;
6:12; 9:28-29; 10:21; 11:1; 23:34,46). Hanya Lukas yang mencatat mengenai para murid yang
memohon:Tuhan, ajarkanlah kami berdoa (Lukas 11:1); dan
perumpamaan tentang orang yang datang memohon di tengah malam dengan
mengatakan: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti (Lukas 11:5-13); dan perkataan Yesus:Bahwa manusia harus selalu
berdoa dengan tidak jemu-jemu (Lukas 18:1); serta
perumpamaan tentang hakim yang tidak adil dan janda (Lukas 18:2-8). Semuanya ini mengajarkan kita tentang pentingnya
bertekun dalam doa. Hanyalah Lukas yang menambahkan perkataan: Berjaga-jagalah
senantiasa sambil berdoa (Lukas 21:36). Perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai
yang berdoa di Bait Allah mengajarkan mengenai pentingnya kerendahan dalam
berdoa (Lukas 18:9-14).
Injil Lukas
merupakan ungkapan cermat tentang alasan dan tujuan Yesus meninggalkan Sorga
dan dilahirkan di dunia sebagai manusia. Tujuannya tak lain untuk
mencari dan menyelamatkan yang hilang (Lukas 19:10). Lukas menelusuri silsilah Yesus kebelakang
kira-kira 4000 tahun melalui Maria ibuNya sampai kepada penciptaan Adam (Lukas 3:38). Ini
sekali lagi menyatakan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu.
Injil
Yohanes menjelaskan sifat, maksud serta tujuan Yesus Kristus yang sebenarnya
sebagai Manusia dan Allah yang sempurna dalam menciptakan segala sesuatu. Hal
terpenting yang perlu diperhatikan adalah kalimat pertama yang berbunyi: Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah (Yohanes 1:1).
Di dalam
Kitab Kejadian kita membaca: Pada mulanya Allah (Bapa, Anak
dan Roh Kudus) menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1); dan Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air (Yohanes 1:2); dan juga kita membaca berfirmanlah Allah: Jadilah
terang (Yohanes 1:3). Kemudian kembali Allah berfirman: Baiklah
Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita (Yohanes 1:26).
Pada saat
Firman Allah diucapkan maka jadilah dunia; dan sampai sekarangpun Ia menopang
segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan (Ibrani 1:3). Allah
pertama kali menyatakan DiriNya kepada ciptaanNya melalui Firman yang
diucapkanNya kepada Adam dan Hawa di taman Eden. Kemudian,
kita melihat juga bahwa Ia memilih menggunakan manusia untuk mencatat firman yang telah diucapkanNya itu: Oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah (II Petrus 1:21). Dan terakhir Allah menyatakan diriNya melalui FirmanNya yang menjelma dalam rupa manusia (Yohanes 1:14).
kita melihat juga bahwa Ia memilih menggunakan manusia untuk mencatat firman yang telah diucapkanNya itu: Oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah (II Petrus 1:21). Dan terakhir Allah menyatakan diriNya melalui FirmanNya yang menjelma dalam rupa manusia (Yohanes 1:14).
Injil
Yohanes juga mengemukakan kesetaraan Yesus dengan Allah Bapa (Yohanes 5:19-29) dalam segala sesuatu yang diperbuatNya (ayat 19),
dalam pengetahuanNya akan segala sesuatu (Yohanes 5:20), dalam penerimaan kehormatan (Yohanes 5:23), dalam mengaruniakan hidup yang kekal(yohanes 5:24-25), dalam keberadaanNya (Yohanes 5:26), dalam menghakimi (Yohanes 5:22,27), dan dalam membangkitkan barangsiapa yang
dikehendakiNya (Yohanes 5:21,28-29).
Yesus juga
mengatakan: sesungguhnya sebelum Abraham jadi, AKU ADA(Yohanes 8:58). Di dalam Injil kita membaca Yesus mengatakan: Aku
dan Bapa adalah satu. Barangsiapa telah melihat AKu, ia telah melihat Bapa(Yohanes 10:30; 14:9). Ia juga berbicara tentang kemuliaan
yang Ia miliki bersama dengan Bapa sebelum dunia ada (Yohanes 17:5).
Injil
Yohanes menyuguhkan Yesus sebagaimana telah dinubuatkan sebelumnya, yakni
sebagai Anak Domba Allah yang tanpa dosa, yang menghapus dosa dunia (Yohanes 1:29; Yesaya 53:7). Yesus juga mengakui diriNya sebagai AKU ADALAH yang
kekal sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Lama (Keluaran 3:14). PernyataanNya ini terungkap dalam tujuh
pernyataan Aku adalah: Akulah roti hidup; barangsiapa datang
kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi (Yohanes 6:33-35); Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut
Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan (Yohanes 8:12);
Akulah
pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat(Yohanes 10:7-9); Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik
memberikan nyawanya bagi domba-dombanya (Yohanes 10:11); domba-domba itu mengikuti suaranya (FirmanNya). Tetapi
seorang asing pasti tidak mereka ikuti (Yohanes 10:4-5); Akulah kebangkitan dan hidup(Yohanes 11:25); Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku(Yohanes 14:6); Akulah pokok anggur yang benar Setiap
ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotongNya ... Barangsiapa tidak tinggal di
dalam Aku, ia dibuang ke luar ... dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar(Yohanes 15:1-2,6).
Yesus juga
berkata kepada murid-muridNya: Kamu memang sudah bersih karena firman
yang telah Kukatakan kepadamu …. tinggal di dalam Aku …. turuti
perintahKu (Yohanes 15:3,7,10). Jikalau kamu tetap dalam
firmanKu (tetap setia dan hidup sesuai dengannya), kamu
benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran
itu akan memerdekakan kamu (dari Setan dan dosa) (Yohanes 8:31-32).
Istilah tanda digunakan
17 kali dalam Injil Yohanes dan masing-masing dihubungkan dengan delapan
mujizat ang disebutkan dalam Injil ini. Istilahpercaya muncul 98
kali dalam Injil Yohanes, dan hanya 29 kali dalam Injil-Injil yang lain.
Perkataan kehidupan dan hidup disebutkan
lebih dari 50 kali dalam Yohanes, namun hanya 13 kali dalam Injil-Injil yang
lain. PerkataanKerajaan Sorga/Allah digunakan hanya lima kali dalam
Yohanes, namun dalam Matius disebutkan lebih dari 50 kali
Kitab Kisah
Para Rasul merupakan lanjutan dari Injil Lukas yang ditulis oleh seorang kafir
yang dikenal sebagai tabib Lukas yang kekasih (Kolose 4:14). Tulisannya ini ditujukan kepada Teopilus, yang juga
adalah orang kafir. Kitab ini mencatat pekerjaan-pekerjaan Roh Kudus yang Ia
laksanakan melalui beberapa dari para rasul dan orang-orang percaya yang lain
dalam membangun GerejaNya di wilayah Kerajaan Romawi sejak dari peristiwa
Kenaikan Kristus sampai kepada pemenjaraan Paulus di Roma.
Lukas
disebut sebagai salah satu dari rekan sekerja Paulus (Filemon 1:24), dan satu-satunya orang yang menyertainya selama
hari-hari terakhir pemenjaraan Paulus di mana ia menulis suratnya yang terakhir
yang ditujukan kepada Timotius (II Timotius 4:11).
Di dalam
ayat pertama dari Kisah Para Rasul, Lukas mengingatkan Teopilus mengenai
tulisannya sebelumnya
di mana ia berbicara tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus (Kisah 1:1). Kitab Kisah Para Rasul dimulai dengan laporan tentang penampakkan Kristus selama 40 hari setelah kebangkitanNya. Kata-kata perpisahan Kristus kepada para muridNya adalah yang paling penting yakni: Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun keatas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kisah 1:8). Ia menyampaikan perkataan ini sebelum Ia terangkat ke sorga (Kisah 1:9-11).
di mana ia berbicara tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus (Kisah 1:1). Kitab Kisah Para Rasul dimulai dengan laporan tentang penampakkan Kristus selama 40 hari setelah kebangkitanNya. Kata-kata perpisahan Kristus kepada para muridNya adalah yang paling penting yakni: Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun keatas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kisah 1:8). Ia menyampaikan perkataan ini sebelum Ia terangkat ke sorga (Kisah 1:9-11).
Kemudian
Lukas menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada Hari Pentakosta
yakni ketika kira-kira seratus dua puluh orang percaya (Kisah 1:15) dipenuhi
dengan Roh Kudus. Peristiwa ini telah dinubuatkan dalam Yoel 2:28-32. Kitab Kisah Para Rasul juga merupakan lanjutan dari
perbuatan-perbuatan Tuhan Yesus Kristus setelah kenaikanNya, ketika Ia tidak
lagi berada dalam bentuk tubuh, melainkan dalam roh, yang diam di dalam hati
orang-orang percaya. Dikatakan bahwa tiap-tiap hari Tuhan menambah
jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan (Kisah 2:47).
Dalam
sepanjang 30 tahun yang pertama Gereja Tuhan, sebagaimana tercatat dalam Kitab
Kisah Para Rasul, setiap kali seseorang percaya dan mengakui Kristus, orang itu
dibaptiskan sebagaimana telah diperintahkan oleh Yesus (Matius 28:18-20; Markus 16:16; Kisah 2:38,41;
8:12-13,36,38; 9:18; 10:47-48; 16:15,33; 18:8; 19:5).
12 fasal
pertama dalam kitab ini terfokus kepada Rasul Petrus dan jemaat di Yerusalem
dan diakhiri dengan laporan tentang pengalaman-pengalaman ajaib Rasul Petrus di
Samaria yang menceritakan tentang orang-orang kafir yang bertobat dan percaya
kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Mesias mereka. Juga menceritakan tentang
mati syahidnya Stefanus, penganiayan yang dahsyat dan upaya yang tak
henti-hentinya dari Setan (Kisah 5:3) dalam
menghambat kemajuan Injil. Saul dari Tarsus merupakan salah satu dari pemimpin
dalam gerakan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen, namun setelah
pertobatannya, ia menyerahkan hidupnya kepada Kristus untuk pelayanan
pengabaran Injil dan kemudian dikenal sebagai Rasul Paulus. Ia menjadikan kota
Antiokhia di Siria sebagai pusat penginjilan sedunia pada masa itu.
Peristiwa-peristiwa dalam tiga perjalanan pengabaran Injil oleh Paulus
dijelaskan dalam Kisah 13 - 21:26.
Mulai Kisah 21:27 sampai akhir Kitab ini, kita membaca tentang
penangkapan terhadap Paulus yang kemudian dibawa ke Roma untuk menghadap Kaisar
Nero. Kitab ini berakhir dengan laporan tentang Paulus sebagai tahanan rumah
selama dua tahun berada di Roma. Hal yang menonjol dalam kitab ini adalah
Firman yang menunjuk kepada Kitab Suci Perjanjian Lama, dan kepada Yesus yang
adalah Firman yang hidup (Kisah 2:41;
4:4,29,31; 6:2,4,7; 8:4,14,25; 10:36-37,44; 11:1,16,19; 12:24;
13:5,7,26,44,46,48-49; 14:3,25; 15:7,35-36; 16:6,32; 17:11,13; 18:11; 19:10,20;
20:32). Roh Kudus
disebutkan lebih dari 40 kali yang menjelaskan peranNya dalam memenuhi,
memimpin, dan menguatkan orang-orang percaya. Doa disebutkan lebih dari 30
kali. Juga penekanan tentang prioritas Firman Allah, doa, kehadiran dan kuasa
Roh Kudus di dalam kehidupan setiap orang percaya dan di dalam GerejaNya.
Kitab Kisah
Para Rasul juga menekankan pentingnya memahami Kitab Suci Perjanjian Lama
terlebih dahulu untuk dapat memahami Kristus di dalam Perjanjian Baru. Kedua
Perjanjian ini merupakan wahyu dari Allah yang telah dinyatakan kepada umat
manusia.
Rasul Paulus
belum pernah mengunjungi jemaat di Roma ketika ia menulis surat ini. Surat ini
ditulisnya dari Korintus dalam perjalanan pengabaran Injil yang ketiga. Surat ini
banyak mengungkap mengenai pokok-pokok penting menyangkut kehidupan Kristen:
Fasal 1
– 3 mengemukakan bahwa Allah adalah benar dan bahwa murka
Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang
menindas kebenaran dengan kelaliman (Roma 1:17-18). Sebab tidak seorangpun yang dapat
dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru
oleh hukum Taurat orang mengenal dosa (Roma 3:20). Ini
menunjukkan bahwa baik orang Yahudi maupun kafir telah berdosa di hadapan Allah
dan tak mampu dengan usaha kemampuannya sendiri untuk diperdamaikan dengan
Dia: Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang
Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: Tidak
ada yang benar, seorangpun tidak (Roma 3:9-10).
Fasal 4
– 5 menjelaskan bahwa Allah yang benar itu telah menyediakan jalan
bagi setiap orang untuk
memperoleh pengampunan dosa apabila kita percaya kepada Dia yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, di antara orang mati, yaitu Yesus, yang diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita. Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus, yang telah menanggung dosa-dosa dan hukuman setiap orang untuk diperdamaikan dengan Allah melalui kematian dan kebangkitanNya (Roma 4:24-25; 5:1).
memperoleh pengampunan dosa apabila kita percaya kepada Dia yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, di antara orang mati, yaitu Yesus, yang diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita. Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus, yang telah menanggung dosa-dosa dan hukuman setiap orang untuk diperdamaikan dengan Allah melalui kematian dan kebangkitanNya (Roma 4:24-25; 5:1).
Fasal 6 menjelaskan
secara lengkap tentang arti dan pentingnya pembaptisan orang percaya: Bahwa
kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematianNya?
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan
dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara
orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang
baru (Roma 6:3-4).
Fasal 7
– 8 menjelaskan tentang konflik antara sifat rohani yang baru orang
percaya dengan sifat lamanya yang berdosa: Tetapi jika Kristus ada di
dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan
oleh karena kebenaran. Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang,
tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup
menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan
perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup (Roma 8:10,12-13).
Fasal 9
– 11 menunjukkan hubungan Injil Yesus Kristus dengan orang-orang
Yahudi dan kafir, yakni untuk menyatakan kekayaan kemuliaanNya atas
benda-benda belas kasihanNya yang telah dipersiapkanNya untuk kemuliaan, yaitu
kita, yang telah dipanggilNya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga
dari antara bangsa-bangsa lain (Roma 9:23-24). Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama
Tuhan, akan diselamatkan (Roma 10:13).
Fasal 12
– 16 berisi penuntun bagi pertumbuhan rohani dan sikap serta perilaku
kita, yaitu supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan
yang hidupJanganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:1-2). Tuhan Yesus juga menegaskan: Berikanlah
kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa
yang wajib kamu berikan kepada Allah (Matius 22:21; Markus 12:17; Lukas 20:25).
Kesadaran
ini akan nyata dalam sikap takluk kepada pemerintah yang di atasnya,
sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan
pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa
melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman
atas dirinya (Roma 13:1-2). Kita juga wajib memupuk sikap tenggang
rasa terhadap hati nurani orang-orang lain (Roma 14:1-23) dan kerelaan untuk mau menanggung kelemahan
orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri (Roma 15:1).
Dalam Kitab
Roma, Paulus menekankan pula betapa penting peran Perjanjian Lama itu bagi
pemahaman yang lengkap akan kehidupan Kristen: Sebab segala sesuatu
yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya
kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab
Suci (Roma 15:4).
Karena
kurang mendapat sambutan di Atena (Kisah 17:23,30-34), Rasul Paulus berangkat ke
Korintus yang terletak kira-kira 50 mil ke sebelah barat. Di sana ia tinggal
hampir dua tahun (Kisah 18:11,18). Selama ia tinggal di sana, ia membiayai dirinya
dengan bekerja sebagai pembuat tenda, bersama-sama dengan Akila dan Priskila.
Kedua suami istri Yahudi ini mengungsi dari Roma karena perintah Kaisar
Klaudius yang mengharuskan seluruh orang Yahudi keluar dari kota itu (Kisah 18:1-2).
Dengan
penduduknya yang lebih dari 400,000, Korintus terkenal sebagai kota yang
makmur. Kota ini menguasai jalur perdagangan laut timur/barat dan juga
perdagangan darat utara/selatan. Korintus merupakan ibu kota Akhaya, sebuah
propinsi Romawi dan salah satu kota terkemuka di Yunani.
Di atas
bukit yang membentang ke arah Korintus terlihat sebuah kuil penyembahan kepada
dewi Aphrodit, dewi cinta. Di kuil ini banyak kaum pelacur wanita maupun lelaki
melakukan praktek amoral mereka sebagai
bagian dari upacara ritual agama mereka.
bagian dari upacara ritual agama mereka.
Ketika
Paulus meninggalkan Korintus, ia mengakhiri perjalanan pengabaran Injilnya yang
kedua dengan berhenti sebentar di Efesus. Di sana ia meninggalkan Akila dan
Priskila (Kisah 18:18-19), yang memulaikan pertemuan jemaat di rumah mereka (I Korintus 16:19).
Dalam
perjalanan pengabaran Injil yang ketiga, Paulus kembali ke Efesus (I Korintus 16:8) dan di sana ia menerima laporan yang mengecewakan
mengenai permasalahan-permasalahan yang muncul dalam jemaat Korintus (I Korintus 1:11; 5:1; 7:1; 11:18). Gereja itu terpecah belah menjadi
empat kelompok (I Korintus 1:10 - 4:21) dan sebagian dari anggotanya
terjerumus ke dalam hal-hal amoral (I Korintus 5:1-13). Dalam menanggapi
permasalahan-permasalahan yang muncul ini, Roh Kudus menggerakkan Paulus untuk
menjelaskan tentang arti dan pentingnya persekutuan dengan darah
Kristus …… tubuh Kristus (I Korintus 10:16-17) dan pentingnya melakukan segala
sesuatu bagi Kemuliaan Allah (I Korintus 10:31). Ia juga menjelaskan secara mendetail tentang
Perjamuan Tuhan, yang dinyatakan oleh Tuhan kepadanya: Inilah tubuhKu,
yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku! Demikian
juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: Cawan ini adalah
perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali
kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku! (I Korintus 11:24-25). Kemudian ia menjelaskan tentang
sembilan karunia Roh Kudus yang dijelaskan secara mendetail dalam Fasal 12 –
14. Dalam fasal 13, kita dapat menemukan penjelasan yang sangat indah tentang
kasih (fasal 13); dan uraian tentang kebangkitan Kristus dalam fasal 15.
Tujuan utama
surat II Korintus adalah untuk memuji tindakan disipliner yang telah diambil
oleh jemaat terhadap mereka yang berbuat dosa sebagaimana petunjuk yang
dikemukakan oleh Paulus dalam suratnya yang sebelumnya. Kitab ini juga
memperingatkan tentang nabi-nabi palsu, dan mempertahankan otoritas kerasulan
Paulus (II Korintus 10 - 13).
Setelah keberangkatan Paulus, tampaknya timbul
kelompok-kelompok dalam gereja yang menentang kepemimpinannya dan meragukan
jabatannya sebagai rasul. Mereka mengatakan : Sebab, kata orang,
surat-suratnya memang tegas dan keras, tetapi bila berhadapan muka sikapnya
lemah dan perkataan-perkataannya tidak berarti (II Korintus 10:10). Tema utama dari II Korintus
adalah pelayanan pendamaian.
Karena
kurang mendapat sambutan di Atena (Kisah 17:23,30-34), Rasul Paulus berangkat ke
Korintus yang terletak kira-kira 50 mil ke sebelah barat. Di sana ia tinggal
hampir dua tahun (Kisah 18:11,18). Selama ia tinggal di sana, ia membiayai dirinya
dengan bekerja sebagai pembuat tenda, bersama-sama dengan Akila dan Priskila.
Kedua suami istri Yahudi ini mengungsi dari Roma karena perintah Kaisar
Klaudius yang mengharuskan seluruh orang Yahudi keluar dari kota itu (Kisah 18:1-2).
Dengan
penduduknya yang lebih dari 400,000, Korintus terkenal sebagai kota yang
makmur. Kota ini menguasai jalur perdagangan laut timur/barat dan juga
perdagangan darat utara/selatan. Korintus merupakan ibu kota Akhaya, sebuah
propinsi Romawi dan salah satu kota terkemuka di Yunani.
Di atas
bukit yang membentang ke arah Korintus terlihat sebuah kuil penyembahan kepada dewi
Aphrodit, dewi cinta. Di kuil ini banyak kaum pelacur wanita maupun lelaki
melakukan praktek amoral mereka sebagai
bagian dari upacara ritual agama mereka.
bagian dari upacara ritual agama mereka.
Ketika
Paulus meninggalkan Korintus, ia mengakhiri perjalanan pengabaran Injilnya yang
kedua dengan berhenti sebentar di Efesus. Di sana ia meninggalkan Akila dan
Priskila (Kisah 18:18-19), yang memulaikan pertemuan jemaat di rumah mereka (I Korintus 16:19).
Dalam
perjalanan pengabaran Injil yang ketiga, Paulus kembali ke Efesus (I Korintus 16:8) dan di sana ia menerima laporan yang mengecewakan
mengenai permasalahan-permasalahan yang muncul dalam jemaat Korintus (I Korintus 1:11; 5:1; 7:1; 11:18). Gereja itu terpecah belah menjadi
empat kelompok (I Korintus 1:10 - 4:21) dan sebagian dari anggotanya
terjerumus ke dalam hal-hal amoral (I Korintus 5:1-13). Dalam menanggapi
permasalahan-permasalahan yang muncul ini, Roh Kudus menggerakkan Paulus untuk
menjelaskan tentang arti dan pentingnya persekutuan dengan darah
Kristus …… tubuh Kristus (I Korintus 10:16-17) dan pentingnya melakukan segala
sesuatu bagi Kemuliaan Allah (I Korintus 10:31). Ia juga menjelaskan secara mendetail tentang
Perjamuan Tuhan, yang dinyatakan oleh Tuhan kepadanya: Inilah tubuhKu,
yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku! Demikian
juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: Cawan ini adalah
perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali
kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku! (I Korintus 11:24-25). Kemudian ia menjelaskan tentang
sembilan karunia Roh Kudus yang dijelaskan secara mendetail dalam Fasal 12 –
14. Dalam fasal 13, kita dapat menemukan penjelasan yang sangat indah tentang
kasih (fasal 13); dan uraian tentang kebangkitan Kristus dalam fasal 15.
Tujuan utama
surat II Korintus adalah untuk memuji tindakan disipliner yang telah diambil
oleh jemaat terhadap mereka yang berbuat dosa sebagaimana petunjuk yang
dikemukakan oleh Paulus dalam suratnya yang sebelumnya. Kitab ini juga
memperingatkan tentang nabi-nabi palsu, dan mempertahankan otoritas kerasulan
Paulus (II Korintus 10 - 13).
Setelah
keberangkatan Paulus, tampaknya timbul kelompok-kelompok dalam gereja yang
menentang kepemimpinannya dan meragukan jabatannya sebagai rasul. Mereka
mengatakan : Sebab, kata orang, surat-suratnya memang tegas dan keras,
tetapi bila berhadapan muka sikapnya lemah dan perkataan-perkataannya tidak
berarti (II Korintus 10:10). Tema utama dari II Korintus
adalah pelayanan pendamaian.
Paulus mengalamatkan suratnya ini kepada jemaat-jemaat
di Galatia (Galatia 1:2) termasuk Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra dan Derbe
-- yakni kota-kota yang terletak di wilayah yang berbeda namun semuanya
merupakan bagian dari propinsi Galatia yang dikuasai oleh kerajaan Romawi.
Dalam perjalanan pengabaran Injil Paulus ke wilayah ini, ia ditemani oleh Barnabas (Kisah 13 - 14). Namun dalam perjalanan pengabaran Injil yang kedua ke wilayah Galatia ini ia disertai oleh Silas (Kisah 15:40-41; 16:1-2,5-6).
Paulus mendengar kabar bahwa ada guru-guru palsu yang sedang mempengaruhi orang-orang percaya di wilayah itu yang mengajarkan bahwa mentaati hukum Musa, termasuk sunat dan merayakan hari raya-hari rayaYahudi harus dilakukan oleh setiap orang Kristen. Namun Paulus menjelaskan bahwa Tuhan Yesus Kristus, …. telah menyerahkan diriNya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini (Galatia 1:3-4), dan Paulus menegaskan pula jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia (Galatia 1:9). Tujuan atau
maksud Paulus yang terutama adalah untuk menghindarkan orang-orang Galatia agar tidak memeluk Kekristenan yang palsu.
Ia juga menegaskan bahwa setiap orang yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus (Galatia 3:27); karena di dalam Kristus kita sekalian telah menjadi ciptaan baru (Galatia 4:19; 6:15).
Surat ini merupakan awasan bagi semua orang yang masih senang mempraktekkan dosa-dosa kedagingan karena Paulus menegaskan bahwa barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging (sifat manusiawinya) dengan segala hawa nafsu dan keinginannya yang jahat (Galatia 5:19-21,24).
Paulus juga memberikan penjelasan yang indah mengenai bagaimana seharusnya kehidupan yang dikuasai dan dipimpin oleh Roh: Tetapi buah Roh ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu (Galatia 5:22-23).
Dalam perjalanan pengabaran Injil Paulus ke wilayah ini, ia ditemani oleh Barnabas (Kisah 13 - 14). Namun dalam perjalanan pengabaran Injil yang kedua ke wilayah Galatia ini ia disertai oleh Silas (Kisah 15:40-41; 16:1-2,5-6).
Paulus mendengar kabar bahwa ada guru-guru palsu yang sedang mempengaruhi orang-orang percaya di wilayah itu yang mengajarkan bahwa mentaati hukum Musa, termasuk sunat dan merayakan hari raya-hari rayaYahudi harus dilakukan oleh setiap orang Kristen. Namun Paulus menjelaskan bahwa Tuhan Yesus Kristus, …. telah menyerahkan diriNya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini (Galatia 1:3-4), dan Paulus menegaskan pula jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia (Galatia 1:9). Tujuan atau
maksud Paulus yang terutama adalah untuk menghindarkan orang-orang Galatia agar tidak memeluk Kekristenan yang palsu.
Ia juga menegaskan bahwa setiap orang yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus (Galatia 3:27); karena di dalam Kristus kita sekalian telah menjadi ciptaan baru (Galatia 4:19; 6:15).
Surat ini merupakan awasan bagi semua orang yang masih senang mempraktekkan dosa-dosa kedagingan karena Paulus menegaskan bahwa barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging (sifat manusiawinya) dengan segala hawa nafsu dan keinginannya yang jahat (Galatia 5:19-21,24).
Paulus juga memberikan penjelasan yang indah mengenai bagaimana seharusnya kehidupan yang dikuasai dan dipimpin oleh Roh: Tetapi buah Roh ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu (Galatia 5:22-23).
Rasul Paulus
tinggal di Korintus lebih dari satu tahun setengah (Kisah 18:11). Kemudian ia berlayar bersama dengan Akila dan
Priskila ke Efesus dan meninggalkan mereka di sana untuk melanjutkan
pelayanannya. Ia meneruskan perjalanannya ke Yerusalem untuk waktu yang singkat
dengan maksud untuk memenuhi janjinya dan memberi salam kepada jemaat.
Kemudian ia kembali ke pusat pelayanannya di Antiokhia selama mungkin setahun
dan mengajarkan Firman Tuhan di sana (Kisah 18:18-22)..
Dalam
perjalanan pengabaran Injilnya yang ketiga, Paulus tinggal di Efesus dan selama
dua tahun berkhotbah dan mengajar di sana (Kisah 19:1,8-10; 20:31). Selama ia tinggal di sana banyak
orang bertobat dan memutuskan untuk meninggalkan penyembahan kepada Diana dan
menjadi orang-orang Kristen yang sejati: Dengan jalan ini makin
tersiarlah firman Tuhan(tentang Yesus sebagai Juruselamat, Kristus yang
dinyatakan dalam nubuatan)dan makin berkuasa (Kisah 19:20). Paulus juga memfokuskan perhatian kepada kekayaan
kasih karunia Allah dan kemurahanNya yang besar yang telah menghidupkan kita di
dalam
Yesus Kristus. Ia mengingatkan kita bahwa pada masa lampau kita hidup di dalamnya, karena mengikuti jalan dunia ini, ....menuruti kehendak daging dan pikiran yang jahat. Pada dasarnya kita adalah orang-orang yang harus dimurka (berada di bawah hukuman Allah), sama seperti mereka yang lain (Efesus 2:2-3).Tetapi sekarang kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, ......dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (Efesus 4:23-24).
Yesus Kristus. Ia mengingatkan kita bahwa pada masa lampau kita hidup di dalamnya, karena mengikuti jalan dunia ini, ....menuruti kehendak daging dan pikiran yang jahat. Pada dasarnya kita adalah orang-orang yang harus dimurka (berada di bawah hukuman Allah), sama seperti mereka yang lain (Efesus 2:2-3).Tetapi sekarang kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, ......dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (Efesus 4:23-24).
Surat Efesus
juga mengajarkan bahwa kita sedang berada dalam peperangan bukan melawan
kekuatan-kekuatan jasmani melainkan melawan kekuatan-kekuatan roh. Surat ini
dapat disebut sebagai “Penuntun bagi orang Kristen dalam peperangan rohani”
karena dalam surat ini menjelaskan tentang perlengkapan kita, strategi
peperangan kita dan satu-satunya senjata ampuh kita yakni Firman Allah dengan
kuasa Roh Kudus.
Berbeda
dengan orang-orang percaya yang berjalan di dalam hidup baru dalam Kristus
adalah mereka yang berasal dari dunia ini yang berjalan menuruti pikirannya
yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan
Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati
mereka (Efesus 4:17-18)
Paulus
menasihatkan mereka untuk menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan
kegelapan (Efesus 5:11) - dengan mengingatkan mereka bahwatidak ada orang
sundal (yang mempraktekkan dosa-dosa seksual), orang cemar (cemar
dalam pikiran dan kehidupannya) atau orang serakah (yang
menginginkan milik orang lain dan mengejar keuntungan), artinya penyembah
berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah(Efesus 5:5).
Pada akhir dari kitab ini Paulus menasihatkan kita
untuk mempersiapkan diri bagi peperangan rohani dengan mengenakan seluruh
perlengkapan senjata Allah dan menunjukkan betapa pentingnya
pengetahuan akan Firman Allah untuk dapat mengalahkan dan memadamkan semua
panah api dari si jahat(Efesus 6:11-17).
Rasul Paulus sedang berada di Troas, di wilayah Asia
Kecil, ketika ia menerima panggilan melalui suatu penglihatan untuk
memberitakan Injil, Kabar Baik, ke wilayah Makedonia. Bersama-sama dengan dia
adalah Lukas, Silas dan Timotius. Mereka naik ke sebuah kapal dan berlayar ke
Neapolis. Ini merupakan perjalanan Paulus yang pertama ke Eropa dan juga
merupakan kali yang pertama Injil dibertakan ke wilayah itu. Dari sana mereka
berlayar menuju ke Filipi yang terletak kira-kira 10 mil. Filipi adalah kota
pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma (Kisah
16:12).
Petobat pertama dalam pelayanan Paulus ini adalah Lidia, seorang wanita pengusaha dari Tiatira. Para pemilik seorang gadis yang dirasuk Setan yang disembuhkan dalam pelayanan Paulus ini menjadi marah sehingga menangkap Paulus dan Silas, lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa......lalu membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota itu,....... Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. Setelah mereka berkali-kali didera, mereka
dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. ..... Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah..... lalu terjadilah gempa bumi yang hebat (Kisah 16:19-26). Pintu-pintu penjara secara ajaib terbuka dan setiap rantai yang membelenggu para nara pidana terlepas. Setelah mendengarkan kesaksian Paulus dan Silas, pengawal penjara dan seluruh kaum keluarganya menjadi percaya! dan dibaptiskan (Kisah 16:33). Beberapa tahun kemudian pada perjalanan pengabaran Injil yang ketiga, Paulus mengunjungi jemaat Filipi yang ia telah dirikan (Kisah 20:6).
Pada waktu Paulus menulis surat ini kepada jemaat di Filipi, ia sedang menjadi tahanan Nero, Kaisar Romawi. Peristiwa ini mungkin terjadi sepuluh tahun setelah gereja didirikan di sana, kira-kira 30 tahun setelah kenaikan Kristus dan peristiwa Pentakosta ketika gereja yang pertama didirikan. Di dalam penjara di Roma ini, Paulus menulis surat kepada jemaat di Filipi, Kolose, Efesus dan kepada rekan sekerjanya yang bernama Filemon.
Walaupun ia adalah tahanan dari pemerintah Romawi, namun Paulus menyebut dirinya sebagai orang yang dipenjarakan karena Kristus karena ia menyadari bahwa seluruh aspek kehidupannya dikuasai atau dikendalikan oleh Kristus (Efesus 3:1; 4:1; II Timotius 1:8; Filemon 1:1,9). Fokus perhatiannya bukan kepada keadaan sekitarnya melainkan senantiasa kepada Yesus Kristus yangmengatasi segala situasi apapun. Pokok pikiran utama Paulus dalam kitab ini adalah: Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan bersukacitalah! (Filipi 4:4). Istilah “sukacita” dan “bersukacita” disebutkan 16 kali dalam surat ini.
Petobat pertama dalam pelayanan Paulus ini adalah Lidia, seorang wanita pengusaha dari Tiatira. Para pemilik seorang gadis yang dirasuk Setan yang disembuhkan dalam pelayanan Paulus ini menjadi marah sehingga menangkap Paulus dan Silas, lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa......lalu membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota itu,....... Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. Setelah mereka berkali-kali didera, mereka
dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. ..... Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah..... lalu terjadilah gempa bumi yang hebat (Kisah 16:19-26). Pintu-pintu penjara secara ajaib terbuka dan setiap rantai yang membelenggu para nara pidana terlepas. Setelah mendengarkan kesaksian Paulus dan Silas, pengawal penjara dan seluruh kaum keluarganya menjadi percaya! dan dibaptiskan (Kisah 16:33). Beberapa tahun kemudian pada perjalanan pengabaran Injil yang ketiga, Paulus mengunjungi jemaat Filipi yang ia telah dirikan (Kisah 20:6).
Pada waktu Paulus menulis surat ini kepada jemaat di Filipi, ia sedang menjadi tahanan Nero, Kaisar Romawi. Peristiwa ini mungkin terjadi sepuluh tahun setelah gereja didirikan di sana, kira-kira 30 tahun setelah kenaikan Kristus dan peristiwa Pentakosta ketika gereja yang pertama didirikan. Di dalam penjara di Roma ini, Paulus menulis surat kepada jemaat di Filipi, Kolose, Efesus dan kepada rekan sekerjanya yang bernama Filemon.
Walaupun ia adalah tahanan dari pemerintah Romawi, namun Paulus menyebut dirinya sebagai orang yang dipenjarakan karena Kristus karena ia menyadari bahwa seluruh aspek kehidupannya dikuasai atau dikendalikan oleh Kristus (Efesus 3:1; 4:1; II Timotius 1:8; Filemon 1:1,9). Fokus perhatiannya bukan kepada keadaan sekitarnya melainkan senantiasa kepada Yesus Kristus yangmengatasi segala situasi apapun. Pokok pikiran utama Paulus dalam kitab ini adalah: Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan bersukacitalah! (Filipi 4:4). Istilah “sukacita” dan “bersukacita” disebutkan 16 kali dalam surat ini.
Kota Kolose terletak di sebuah propinsi Romawi di Asia
Kecil tepat di rute perdagangan timur-barat yang melintas dari Efesus ke Tarsus
dan ke Siria. Sepanjang kita ketahui Paulus tidak pernah berkunjung ke Kolose
namun dalam suratnya, Paulus menyebut orang-orang Kristen di Kolose sebagaisaudara-saudara
yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose(Kolose 1:2).
Epafras yang
disebut Paulus sebagai kawan pelayan yang kami kasihi, yang bagi kamu
adalah pelayan Kristus yang setia .... melayani di kota itu. Mungkin ketika
Paulus tinggal di Efesus, kira-kira lima tahun sebelumnya, ketika semua
penduduk Asia mendengar firman Tuhan (Kisah 19:10; Lihat juga Kisah 19:26) maka Filemon, Afia, Arkhipus, Epafras dan
orang-orang lain datang kepada pertobatan. Mereka semuanya menjadi saksi-saksi
Kristus yang efektif di wilayah itu. Gereja di Kolose terdiri dari orang-orang
Yahudi maupun dari bangsa kafir.
Tujuan dari
surat ini adalah untuk menekankan keunggulan Kristus atas segala sesuatu: Karena
di dalam
Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bum,..... Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. ...... Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia (Kolose 1:16-19). Paulus mengingatkan mereka bahwa segala sesuatu ada oleh atau melalui Kristus dan segala sesuatu diciptakan untuk Dia dan demi kemuliaanNya. Selain itu ditekankan pula bahwa hanyalah Kristus melalui firmanNya yang dapat memenuhi segala kebutuhan-kebutuhan rohani kita.
Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bum,..... Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. ...... Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia (Kolose 1:16-19). Paulus mengingatkan mereka bahwa segala sesuatu ada oleh atau melalui Kristus dan segala sesuatu diciptakan untuk Dia dan demi kemuliaanNya. Selain itu ditekankan pula bahwa hanyalah Kristus melalui firmanNya yang dapat memenuhi segala kebutuhan-kebutuhan rohani kita.
Gereja di
Kolose juga diperhadapkan dengan beberapa orang percaya dari kalangan Yahudi
yang masih percaya bahwa orang-orang Kristen dituntut agar tetap mentaati
hukum-hukum Musa dan juga adanya orang-orang lain yang mempraktekkan
penyembahan kepada malaikat-malaikat. Karena itu Paulus mengemukakan tentang
kecukupan Kristus yang dapat memenuhi segala sesuatu. Ia mengingatkan: Hati-hatilah,
supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu
menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus(Kolose 2:8).
Paulus
kemudian menunjukkan bagaimana Perjanjian yang Lama yang menekankan tentang
sunat telah digantikan oleh Perjanjian yang Baru yang ditetapkan olehYesus.
Untuk membuktikan bahwa orang percaya telah mendapat bagian di dalam Perjanjian
yang Baru, Paulus mengemukakan bahwa mereka bersama-sama dengan Dia
dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia turut dibangkitkan juga oleh
kepercayaan kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang
mati(Kolose 2:12). Juga dinyatakan bahwa kamu semua, yang
dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus (Galatia 3:27). Juga Paulus sebelumnya telah menulis kepada jemaat
di Roma bahwa sunat jasmani telah digantikan oleh sunat hati: Orang
Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat
dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang
bukan dari manusia, melainkan dari Allah (Roma 2:29).
Karena itu
sebagai ungkapan praktis dari kehidupan Kristus dan tanggung jawab kita sebagai
orang-orang Kristen maka kita perlu mematikan dalam diri kita segala
sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu (keinginan
yang tak terkendalikan seperti praktek homoseks dan lesbian), nafsu jahat
dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala (Kolose 3:5).
Rasul Paulus dipimpin oleh Roh Kudus ke Tesalonika
pada perjalanan pengabaran Injil yang kedua. Tesalonika adalah ibu kota dari
Makedonia (Yunani bagian utara) dan merupakan kota pelabuhan yang makmur.
Beberapa orang Yahudi dan banyak dari orang-orang Yunani menjadi percaya dan
menerima firman Allah yang diberitakan itu (I Tesalonika 2:13) dan sebuah
gereja berhasil didirikan di sana.
Karena mengalami tantangan yang cukup besar maka Paulus terpaksa meninggalkan Tesalonika dan berangkat ke Berea dan di sana ia disambut dengan baik. Namun tak lama kemudian beberapa orang Yahudi yang fanatik datang dari Tesalonika dan menentangnya. Karena itu ia berangkat ke Atena dan di sana ia harus berhadapan dengan kaum intelektual yang menyambutnya secara dingin sehingga di kota itu ia tidak melihat hasil yang besar dalam pelayanannya. Dari sana ia berangkat ke Korintus (Kisah 17:15-17; 18:1; I Tesalonika 3:1).
Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika, Paulus menunjukkan bahwa satu-satunya cara untuk mengenal kesesatan dan mengalahkan kejahatan adalah dengan mengenal atau memahami firman Allah,
yang bekerja di dalam orang yang percaya (I Tesalonika 2:13). Memahami firmanNya adalah satu-satunya cara untuk membedakan kekeliruan yang tidak sesuai dengan FirmanNya. Kemudian Paulus menunjukkan beberapa hal yang harus terjadi sebelum Yesus kembali. Paulus juga menegaskan kepada orang-orang Tesalonika bahwa Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan (I Tesalonika 4:16-17). Ia juga umat Tuhan untuk mempersiapkan diri bagi kedatangan Kristus yang kedua kali -- agar seluruh keberadaan mereka baik roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita (I Tesalonika 5:23).
Dalam II Tesalonika, Paulus menubuatkan bahwa sebelum Kristus kembali, kejahatan dan kemurtadan akan semakin hebat di bawah kepemimpinan Antikristus yang dikenal sebagai manusia durhaka. Pada waktu itu akan terjadi penolakan yang luar biasa terhadap kebenaran. Ia juga mengingatkan bahwa pengajaran-pengajaran palsu akan menyebabkan datangnya murtad.... karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka (II Tesalonika 2:3,10). Jaminan tentang kedatangan Kristus ditunjukkan lebih dari 20 kali dalam8 fasal yang singkat di dalam kedua surat ini
Karena mengalami tantangan yang cukup besar maka Paulus terpaksa meninggalkan Tesalonika dan berangkat ke Berea dan di sana ia disambut dengan baik. Namun tak lama kemudian beberapa orang Yahudi yang fanatik datang dari Tesalonika dan menentangnya. Karena itu ia berangkat ke Atena dan di sana ia harus berhadapan dengan kaum intelektual yang menyambutnya secara dingin sehingga di kota itu ia tidak melihat hasil yang besar dalam pelayanannya. Dari sana ia berangkat ke Korintus (Kisah 17:15-17; 18:1; I Tesalonika 3:1).
Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika, Paulus menunjukkan bahwa satu-satunya cara untuk mengenal kesesatan dan mengalahkan kejahatan adalah dengan mengenal atau memahami firman Allah,
yang bekerja di dalam orang yang percaya (I Tesalonika 2:13). Memahami firmanNya adalah satu-satunya cara untuk membedakan kekeliruan yang tidak sesuai dengan FirmanNya. Kemudian Paulus menunjukkan beberapa hal yang harus terjadi sebelum Yesus kembali. Paulus juga menegaskan kepada orang-orang Tesalonika bahwa Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan (I Tesalonika 4:16-17). Ia juga umat Tuhan untuk mempersiapkan diri bagi kedatangan Kristus yang kedua kali -- agar seluruh keberadaan mereka baik roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita (I Tesalonika 5:23).
Dalam II Tesalonika, Paulus menubuatkan bahwa sebelum Kristus kembali, kejahatan dan kemurtadan akan semakin hebat di bawah kepemimpinan Antikristus yang dikenal sebagai manusia durhaka. Pada waktu itu akan terjadi penolakan yang luar biasa terhadap kebenaran. Ia juga mengingatkan bahwa pengajaran-pengajaran palsu akan menyebabkan datangnya murtad.... karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka (II Tesalonika 2:3,10). Jaminan tentang kedatangan Kristus ditunjukkan lebih dari 20 kali dalam8 fasal yang singkat di dalam kedua surat ini
Rasul Paulus dipimpin oleh Roh Kudus ke Tesalonika
pada perjalanan pengabaran Injil yang kedua. Tesalonika adalah ibu kota dari
Makedonia (Yunani bagian utara) dan merupakan kota pelabuhan yang makmur.
Beberapa orang Yahudi dan banyak dari orang-orang Yunani menjadi percaya
dan menerima firman Allah yang diberitakan itu (I Tesalonika 2:13) dan sebuah gereja berhasil
didirikan di sana.
Karena
mengalami tantangan yang cukup besar maka Paulus terpaksa meninggalkan
Tesalonika dan berangkat ke Berea dan di sana ia disambut dengan baik. Namun
tak lama kemudian beberapa orang Yahudi yang fanatik datang dari Tesalonika dan
menentangnya. Karena itu ia berangkat ke Atena dan di sana ia harus berhadapan
dengan kaum intelektual yang menyambutnya secara dingin sehingga di kota itu ia
tidak melihat hasil yang besar dalam pelayanannya. Dari sana ia berangkat ke
Korintus (Kisah 17:15-17; 18:1; I Tesalonika 3:1).
Dalam
suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika, Paulus menunjukkan bahwa
satu-satunya cara untuk mengenal kesesatan dan mengalahkan kejahatan adalah dengan
mengenal atau memahami firman
Allah, yang bekerja di dalam orang yang percaya (I Tesalonika 2:13). Memahami firmanNya adalah satu-satunya cara untuk membedakan kekeliruan yang tidak sesuai dengan FirmanNya. Kemudian Paulus menunjukkan beberapa hal yang harus terjadi sebelum Yesus kembali. Paulus juga menegaskan kepada orang-orang Tesalonika bahwa Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan (I Tesalonika 4:16-17). Ia juga umat Tuhan untuk mempersiapkan diri bagi kedatangan Kristus yang kedua kali -- agar seluruh keberadaan mereka baik roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita (I Tesalonika 5:23).
Allah, yang bekerja di dalam orang yang percaya (I Tesalonika 2:13). Memahami firmanNya adalah satu-satunya cara untuk membedakan kekeliruan yang tidak sesuai dengan FirmanNya. Kemudian Paulus menunjukkan beberapa hal yang harus terjadi sebelum Yesus kembali. Paulus juga menegaskan kepada orang-orang Tesalonika bahwa Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan (I Tesalonika 4:16-17). Ia juga umat Tuhan untuk mempersiapkan diri bagi kedatangan Kristus yang kedua kali -- agar seluruh keberadaan mereka baik roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita (I Tesalonika 5:23).
Dalam II
Tesalonika, Paulus menubuatkan bahwa sebelum Kristus kembali, kejahatan dan
kemurtadan akan semakin hebat di bawah kepemimpinan Antikristus yang dikenal
sebagai manusia durhaka. Pada waktu itu akan terjadi penolakan yang
luar biasa terhadap kebenaran. Ia juga mengingatkan bahwa pengajaran-pengajaran
palsu akan menyebabkan datangnya murtad.... karena mereka tidak
menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka (II Tesalonika 2:3,10). Jaminan tentang kedatangan
Kristus ditunjukkan lebih dari 20 kali dalam8 fasal yang singkat di dalam kedua
surat ini.
SORGA dan NERAKA - Tempat
Perhentian Manusia
Manusia itu kekal, tidak dapat musnah, artinya sekali manusia dilahirkan
maka manusia akan tetap ada, entah itu hidup kekal di Sorga atau disiksa
selamanya di dalam api neraka yang menyala-nyala. Hanya ada 2 tempat perhentian
bagi manusia setelah mati. Tidak ada tempat ke 3 yang dapat dipilih. Seperti
dahulu manusia telah diberikan kehendak bebas oleh Allah untuk memilih makan
buah pohon kehidupan atau buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat maka
sekarang manusia harus memilih antara SORGA atau NERAKA!
Manusia terdiri dari roh, jiwa & tubuh. Pada sebagian besar manusia
pada saat manusia mati, maka tubuh kembali menjadi debu tanah, jiwa & roh
manusia istirahat di dalam dunia orang mati menunggu hari penghakiman. Pada
hari penghakiman debu tanah yang sama yang membentuk tubuh kita akan dibangkitkan,
kemudian jiwa & roh dikembalikan kepada tubuh tersebut, sama seperti
sebelum mereka mati. Kemudian manusia dihakimi menurut perbuatannya di dunia.
Orang-orang yang percaya masuk Sorga, sedangkan orang-orang durhaka dicampakkan
ke dalam neraka untuk disiksa siang dan malam! Mari kita lihat apa kata
Alkitab tentang Sorga dan Neraka:
SORGA
Sorga adalah tempat Allah bersemayam, tempat Allah bertahta, dan rumah
tempat tinggal bagi orang-orang yang percaya kepadaNya. Tempat orang-orang
percaya akan menikmati hidup yang kekal bersama-sama dengan Allah. Sorga adalah
tempat perhentian orang-orang percaya bersama-sama dengan Allah, dimana manusia
selalu dapat merasakan hadirat Allah yang indah.
Yohanes 14:2-3 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian,
tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan
tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat
bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat
di mana Aku berada, kamu pun berada.
Siapakah yang akan masuk sorga?
Mazmur 15:1-5: Mazmur Daud. TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam
kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku
tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran
dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang
tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada
tetangganya; yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang
yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi; yang tidak
meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang
yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah
selama-lamanya.
Melalui Alkitab Perjanjian baru kita tahu orang yang demikian adalah orang
yang percaya kepada Yesus Kristus, yang mengasihi Dia dengan segenap hati,
dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi sehigga mampu melakukan
kehendakNya untuk mengasihi sesama manusia. Manusia yang diselamatkan
(masuk sorga) dapat dibagi menjadi 2 golongan:
- Para
pemenang, anak-anak Allah yang langsung masuk Sorga, contoh nya Henok,
Abraham, Elia, Musa dan hamba-hambaNya.
- Orang-orang
yang akan dihakimi untuk menguji hasil perbuatan masing-masing.
I Korintus 15:51-53 Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia:
kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap
mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan
orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan
kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang
tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat
mati.
Kehendak Allah sangat jelas bagi anak-anakNya yang percaya kepada Nya
yaitu:
I Tesalonika 5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskankamu
seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara
sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.
Walaupun demikian, tingkat kekudusan tiap-tiap orang akan berbeda-beda
tergantung kepada kasih karuniaNya dan kendak (kesungguhan) orang tersebut,
apakah mau dikuduskan oleh Tuhan. Alkitab mewahyukan bahwa Sorga itu terbagi
atas 3 tingkat (II Korintus 12:2), dimana manusia ditempatkan sesuai
dengan tingkat kekudusan & kemuliaan dari orang tersebut. Allah telah
menetapkan bahwa Dia memberikan kemuliaan Nya kepada anak-anakNya dengan
melakukan kehendakNya. Siapa yang setia melakukan kehendakNya akan mendapat
kemuliaan yang lebih tinggi sesuai dengan kasih karunia-Nya. Pada hari
penghakiman orang yang masuk sorga akan diuji dan disucikan dengan firman
Tuhan, hal-hal yang masih tercemar hal-hal yang duniawi akan disucikan.
I Korintus 3:12-15:Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas,
perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan
masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia
akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji
oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan
mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi
ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api
Selain itu tubuh orang yang masuk sorga harus diubah menjadi tubuh sorgawi,
supaya dapat bertahan dihadapan Allah yang kudus.
I Korintus 15:40 Ada tubuh sorgawi dan ada tubuh duniawi, tetapi kemuliaan
tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan tubuh duniawi.
I Korintus 15:50 …..bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam
Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak
binasa.
Kita tidak dapat membayangkan kebahagian, sukacita, dan kemuliaan yang
telah disediakan Allah bagi kita anak-anakNya, cukuplah kita tahu bahwa:
"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar
oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang
disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (I Korintus 2:9)
Biarlah kita senantiasa mengingat janji Allah ini sehingga selalu menjadi
satu pengharapan yang membuat kita semua semakin bersungguh-sungguh lagi untuk
melayani dia dan melakukan kehendakNya!!
NERAKA
Melalui wahyu Alkitab, kita tahu setelah hari penghakiman, orang-orang
durhaka akan dicampakkan ke dalam NERAKA. Karena semua manusia telah jatuh ke
dalam dosa, manusia dilahirkan (tercipta) dalam daging , maka bila manusia mati
maka tujuan-nya sudah pasti ke neraka kecuali dia dilahirkan kembali dari
Allah. Neraka adalah tempat perhentian bagi orang-orang durhaka/fasik,
tempat dimana manusia tidak dapat merasakan hadirat Allah sama sekali. Karena
kasih-lah Allah menciptakan neraka. Karena orang-orang berdosa tidak akan tahan
melihat kemuliaan Allah di Sorga!
Siapakah yang akan dicampakkan ke dalam neraka?
Galatia 5:19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran,
hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati,
amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu
-- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang
demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Wahyu 21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya,
orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang
sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat
bagian mereka di dalamlautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang;
inilah kematian yang kedua."
Jika Allah itu maha hadir, bagaimanakah Allah menciptakan Neraka tempat
dimana manusia tidak dapat merasakan hadirat Allah sama sekali? Allah
menciptakan neraka dengan membuat manusia berdosa buta terhadap hadirat Allah,
buta terhadap TERANG & KEMULIAAN Allah! Di dalam neraka, manusia akan
disiksa siang dan malam pertama-tama manusia tersiksa karena tidak dapat
merasakan hadirat Allah yang adalah sumber hidup, sumber kasih, sumber
sukacita, sumber damai sejahtera! Ke dua, manusia tersiksa oleh api yang
menyala-nyala yang tidak terpadamkan, menderita oleh kegelapan yang paling
gelap, dan siksaan-siksaan yang belum bisa kita bayangkan. (Makanya jangan
sampai masuk neraka deh …)
Mari kita baca Alkitab:
Lukas 16:20-28:
Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok,
berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya
dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang
dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh
malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur.
Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan
dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia
berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia
mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku,
sebab aku sangat kesakitandalam nyala api ini. Tetapi Abraham
berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu
hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan
engkau sangat menderita.
Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak
terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka
yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. Kata
orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia
ke rumah ayahku,sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka
dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat
penderitaan ini.
Dari ayat di atas, di dalam neraka manusia tetap akan mengingat semua yang
terjadi selama hidup di dunia ini. Jadi manusia di dalam neraka masih mempunyai
akal budi. Manusia masih mempunyai belas kasihan kepada orang lain. Penderitaan
di dalam neraka yang meliputi 3 aspek, tubuh, jiwa dan roh, yaitu:
- Penderitaan
tubuh: kesakitan, haus, lapar dan penderitaan tubuh
- Penderitaan
jiwa: sedih, marah, benci, stress, dan semua perasaan negatif
- Penderitaan
roh: perasaan kosong jauh dari hadirat Allah.
Jadi di dalam neraka manusia tetap terdiri dari roh, jiwa dan tubuh, namun
ada perbedaan yaitu tubuhnya diubah menjadi tubuh neraka, supaya dapat bertahan
di dalam api yang menyala-nyala, menerima siksaan sampai
selamanya. Alkitab tidak menceritakan secara detail bagaimana sebenarnya
keadaan neraka, namun dalam alkitab tercatat ada 3 bentuk keadaan neraka (saya
percaya banyak lagi keadaan yang tidak diungkapkan!), yaitu:
1. Api yang menyala-nyala
Matius 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah
terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir!
harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus
diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Wahyu 20:15 Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam
kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalamlautan api itu.
2. Kegelapan yang paling gelap
Matius 25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan
yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
3. Ada ulat-ulat yang tidak akan
mati
Yesaya 66:23-24 Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka
seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman
TUHAN. Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang telah
memberontak kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan
apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang
hidup.
Markus 9:43-46 Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena
lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan
utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api
yang tak terpadamkan; [di tempat itu ulatnya tidak akan mati,
dan apinya tidak akan padam.] Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah,
karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan
utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; [di tempat itu ulatnya tidak
akan mati, dan apinya tidak akan padam.]
Dalam ayat diatas salah satu bentuk siksaan di neraka adalah ulat yang
tidak akan mati. Untuk apa ulat dalam neraka? Buat apa lagi kalo bukan makan
daging manusia? Ngeri sekali ya bayangin nya!
Bila kepada orang percaya Allah menjanjikan "Apa yang tidak pernah
dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak
pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka
yang mengasihi Dia." (I Korintus2:9). Maka saya percaya Allah
menjanjikan: ”Siksaan yang tidak pernah didengar oleh telinga, siksaan
yang tidak pernah timbul dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk
mereka yang membenci dia!“
Bila Alkitab mewahyukan bahwa Sorga itu ada 3 tingkat, dimana manusia ditempatkan
adalah sesuai dengan tingkat kemuliaan dari orang tersebut. Maka saya percaya
juga bahwa NERAKA pun mempunyai tingkatan-tingkatan, dimana manusia berdosa
ditempatkan sesuai dengan tingkat kejahatan & dosa-dosa orang tersebut.
Karena Allah adil, hukuman yang diterima oleh orang berdosa akan
berbeda-beda tergantung kepada besarnya dosa-dosa mereka:
Matius 11:20-24:
Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ
Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya: "Celakalah engkau
Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi
mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka
bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman,
tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau
Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan
diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi
mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih
berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman,
tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.
Sikap yang Benar tentang Keselamatan
Bagaimanakah sikap yang benar bagi kita orang percaya tentang keselamatan
yang sebenarnya TELAH kita terima ini melalui janjiNya dan meterai Roh Kudus
yang ada dalam hati kita?
Beberapa kali dalam hidup saya, disaat saya merasa sangat lemah dan
berdosa, merasa tidak layak masuk sorga, namun masih tetap ada sedikit
pengharapan pada Tuhan. Saya berdoa begini: “Ya Tuhan Allah yang Maha Adil,
engkau tahu betapa lemahnya hamba-mu ini, jikalau boleh masukkan hambamu ini di
tempat yang paling rendah di dalam sorga. Atau kalaupun hambamu ini masuk ke
dalam neraka biarlah hambamu ini masuk ke tempat dengan penderitaan yang paling
ringan di Neraka!”. Hahaha… doa yang aneh ya…
Namun begitulah sikap yang seharusnya, sikap yang benar menurut Alkitab,
kita orang Kristen tidak mungkin tidak berbuat dosa lagi, namun kita punya iman
dan pengharapan bahwa Allah berkuasa menggenapi rencanaNya bagi kita
anak-anakNya! Dalam surat Filipi Paulus menjelaskan bagaimana sikap yang benar
tentang keselamatan yang telah kita peroleh melalui iman kita kepada Yesus Kristus:
Filipi 3:10-14:
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan
persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam
kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang
mati. Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah
sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya,
karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku
sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang
kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri
kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh
hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Jadi kita harus senantiasa bersikap seolah-olah kita belum menerima
keselamatan, supaya kita berjaga-jaga dan waspada serta berupaya memperoleh
kebangkitan yang lebih baik pada hari kebangkitan sesuai dengan kehendakNya
yang ajaib!
KESIMPULAN
Sekali lagi saya katakan: anda harus memilih antara SORGA atau NERAKA.
Dengan tidak memilih anda telah memilih Neraka! Dengan tidak mempercayai adanya
Sorga anda telah memilih Neraka! Dengan tingkah laku anda anda telah memilih
Sorga atau Neraka! Tuhan tidak dapat memaksa anda untuk memilih Sorga walaupun
itu kehendakNya.
Ada banyak jalan menuju NERAKA, tapi
ingatlah, hanya ada SATU JALAN menuju SORGA yaitu percaya kepada AnakNya:
YESUS KRISTUS. Bagi yang telah percaya peliharalah iman sampai akhir!
Ada JALAN yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya
menuju maut. (Amsal 14:12)
ADIL KAH ALLAH?
Adil kah Allah ? Manusia
mendefinisikan adil: diperlakukan sama dengan orang lain, diperlakukan dengan
selayaknya, dihukum setimpal dengan kesalahan kita. Allah itu Maha Adil. Namun
keadilan Allah berbeda dengan keadilan manusia. Mari kita lihat fakta-fakta
berikut ini:
- Adil kah
Allah karena dosa-dosa manusia selama hidup yang pendek (anggaplah umur
manusia 70 tahun), dihukum selama-lamanya di neraka yang kekal?
- Adil kah
Allah karena kita turut dihukum, padahal nenek moyang kita Adam & Hawa
lah yang telah melanggar perintah Allah?
- Adil kah
Allah karena Allah membinasakan seluruh manusia pada zaman Nuh dan hanya
menyelamatkan 8 orang saja? Adilkah Allah karena Allah membinasakan
100,000 rakyat Aceh dalam waktu satu malam dengan bencana Tsunami?
- Adil kah
Allah bila saya diciptakan cacat dan penuh kekurangan sedangkan orang lain
diciptakan normal?
- Adilkah
Allah bila dosa orang tua dibalaskan kepada anak-anaknya hingga keturunan
yang ke 3 dan ke 4 ?
- Adil kah
Allah karena Dia memilih Israel menjadi bangsa pilihan-Nya tetapi tidak
memilih bangsa yang lain? Adilkah Allah karena Dia memilih Yakub yang
penipu dan menolak Esau?
- Adil kah
Allah bila saya tidak dilahirkan dalam keluarga Kristen, sehingga
saya tidak mungkin untuk diselamatkan bila tidak bertobat?
Apa jawaban
Alkitab tentang “keadilan” Allah?
- Manusia
berdosa dihukum dineraka selama-lamanya dan manusia yang percaya pada
Yesus menikmati hidup yang kekal di Surga selama-lamanya.
- Manusia
jatuh ke dalam dosa karena satu manusia: Adam yang lama, manusia
diselamatkan karena satu orang: Adam yang baru, Yesus.
- Allah
adalah pemilik segala roh, Dia berhak atas segala ciptaannya.
- Dapatkah
periuk tanah berkata kepada pembentuknya, apa yang kau perbuat? Kepada
siapa dipercayakan banyak kepadanya akan dituntut banyak, kepada yang
dipercayakan sedikit akan dituntut sedikit pula.
- Apa yang
kita tabur akan kita tuai kembali, dengan berbuat jahat kita telah menabur
benih jahat dalam diri anak-anak kita, benih jahat akan tumbuh dan
berkembang pada keturunan kita.
- “Aku
(Allah) mau menaruh kasihan kepada siapa aku mau menaruh belas kasihan”
- Allah
mengenal domba-domba miliknya dan domba-domba miliknya itu mengenal suara
Gembala-nya: Yesus.
Namun tetap
saja mungkin jawaban ini tidak akan memuaskan kita. Jawaban pertanyaan tentang
keadilan Allah adalah dengan percaya kepada-Nya. Orang benar percaya kepada
Firman-Nya dan tidak bertanya lagi. Mata kita yang rabun ini tidak akan dapat
melihat keadilan Allah dengan jelas. Nantikanlah di Surga, Dia akan menunjukkan
kepada kita bahwa apa yang kelihatannya tidak adil di bumi adalah adil adanya.
Mengapa Allah Menciptakan
Manusia ?
Mengapa Allah menciptakan manusia? Apa tujuan Allah
menciptakan Manusia? Bukankah Allah itu Sempurna? Bukankah sudah ada malaikat
untuk melayani Dia? Lalu untuk apa Allah menciptakan manusia? Apa Allah itu
kurang kerjaan menciptakan manusia? Manusia yang diketahui-Nya akan jatuh ke
dalam dosa?
Kita mungkin tidak pernah berpikir dan tidak pernah menyadari bahwa Allah
MEMBUTUHKAN manusia. Ekspresi Allah “tidak sempurna“ tanpa keberadaan manusia.
Lho bukan kah Allah itu sempurna ?
Untuk apa manusia menciptakan mobil? Karena manusia butuh mobil untuk
transportasi. Untuk apa manusia menciptakan komputer, karena manusia
membutuhkannya untuk berhitung. Jadi manusia menciptakan sesuatu karena manusia
membutuhkannya, demikian juga Allah menciptakan manusia karena Allah
MEMBUTUHKAN manusia, Allah membutuhkan manusia untukmengekspresikan diri-Nya. Sebagai ilustrasi: pernahkah anda merasa kasihan kepada orang yang buta?
Belas kasih timbul dalam hati kita karena ada obyek dari belas kasih kita.
Demikian pula Allah membutuhkan kita manusia sebagai obyek kasih-Nya. Allah
membutuhkan manusia untuk mengekspresikan diri-Nya. Dari mana anda mengetahui
bahwa anda mengasihi seseorang? Apa buktinya bahwa anda mengasihi seseorang?
Cukupkah dengan mengatakan “aku mengasihi mu?”. Alkitab mengatakan “tidak ada kasih yang lebih besar
dari pada kasih seseorang yang menyerahkan nyawanya untuk sahabat-sahabat nya”.
Dan kita tahu Yesus Kristus menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib untuk menebus
manusia. Kasih Allah tidak mungkin terselami oleh pikiran manusia yang terbatas. Itu
hanya dapat dibuktikan dengan pengorbanan Yesus di kayu salib.
“ ….betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih
Kristus…. Efesus 3:18b – 19.
Jika Allah itu kasih mengapa Allah menciptakan dunia yang kita kenal
seperti sekarang ini? Bayangkan KEHIDUPAN ini yang sudah Allah KETAHUI akan
terjadi: Bumi penuh dengan kejahatan, ketidak-adilan, penyakit, dosa-dosa dan
penderitaan yang tak terkatakan, bahkan bayi yang belum mengetahui apa-apa pun
dihukum karena dosa manusia. Dibandingkan malaikat, Allah menciptakan manusia
sedemikian lemahnya. Apalagi setelah manusia jatuh ke dalam dosa, kondisi
manusia sangat kasihan sekali. Tidak ada harapan bagi manusia. Manusia tidak
dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Manusia sudah pasti akan BINASA
dicampakkan ke dalam NERAKA yang kekal, karena penghakiman Allah. Tidak ada
jalan lain, manusia membutuhkan Juru Selamat, maka Allah menyediakan jalan
keselamatan melalui Anak-Nya Yesus Kristus. Inilah KASIH dan KEADILAN Allah.
Allah Tritunggal menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya (Kej 1:26).
Apa maksudnya? Gambar Allah adalah Kristus. Kristus adalah model yang digunakan
Allah untuk menciptakan manusia. “Ia (Kristus) adalah gambar Allah yang tidak
kelihatan….” (Kolose 1:15).Maksud Allah adalah menciptakan manusia sebagai
bejana tempat menampung Allah, untuk mengekspresikan Dia. Itulah sebabnya Allah
menciptakan manusia menurut gambarNya, supaya Allah “klop” masuk kedalam
manusia. Tubuh manusia dibentuk dari debu tanah, kemudian Allah menghembuskan
nafas hidup ke dalam hidung manusia, sehingga manusia menjadi makhluk yang
hidup.
Menurut Alkitab manusia terdiri atas 3 bagian yaitu: roh, jiwa dan tubuh.
“Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semota roh, jiwa dantubuh mu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan
Yesus Kristus Tuhan kita. (1 Tesalonika 4:23).
“Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata
dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi
dan sumsum (Ibrani 4: 12).
Dalam perjanjian lama Bait Allah terbagi atas 3 bagian yaitu: 1. pelataran luar, 2. tempat
kudus, 3. tempat
maha kudus. Ini juga menggambarkan manusia. “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu
adalah Bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? (1 Korintus 3:16).
Jadipelataran luar menggambarkan tubuh, tempat kudus menggambarkan jiwa, dan tempat
maha kudus menggambarkan roh tempat Allah bersemayam. Roh manusia adalah nafas hidup yang dihembuskan
Allah pada penciptaan manusia, sedangkan jiwa manusia terbentuk setelah debu
tanah dihembusi nafas hidup ke dalam hidung manusia. Roh manusia merupakan
pusat kehidupan manusia (Yakobus 2:26), sedangkan jiwa adalah pusat kepribadian
manusia. Dapat disimpulkan bahwa manusia adalah jiwa dibungkus oleh tubuh sebagai “organ” luar dan roh
sebagai pusat kehidupan & “organ” dalam untuk merespon Allah.
Adam sebelum jatuh kedalam dosa, roh-nya hidup, mampu merespon Allah, tapi belum ditinggali oleh Roh Kudus. Rencana awal Allah dalam pikiran-Nya sejak semula (saya menyebutnya rencana A) adalah menyalurkan
Roh-Nya ke dalam diri manusia melalui Pohon Kehidupan. “Rohlah yang memberi
hidup, daging sama sekali tidak berguna”, Yoh 6:63. Tetapi manusia tergoda oleh Iblis
untuk memakan buah dari Pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat, sehingga
manusia jatuh kedalam dosa. Tetapi Allah tidak tinggal diam, Alkitab mengatakan
Allah tidak mungkin gagal, Allah telah menyiapkan rencana B yaitu
menyelamatkan manusia dengan menebus dosa-dosa manusia, dengan darah Anak Domba
Allah, Yesus Kristus, supaya rencana awal Allah tersebut dapat terwujud.
Makna dari kejatuhan manusia kedalam dosa sangatlah dalam, manusia tidak
hanya telah melanggar perintah Allah, berada dibawah penghukuman Allah dan
terpisah dari Allah tetapi:
- roh manusia mati (tidak mampu merespon Allah)
- menerima pikiran, perasaan & tekad jahat
- tubuh manusia telah berubah menjadi tubuh dosa
Sekali seseorang percaya kepada Yesus Kristus maka Allah akan membangkitkan
roh kita dan Allah Bapa akan menaruh Roh Kudus kedalam hati kita sebagai
meterai (dilahirkan kembali). Roh Allah dan roh manusia menjadi satu, Roh Allah
dan roh manusia bersekutu. “Tidak tahukah kamu, Roh Allah yang ditempatkan didalam dirimu, diinginiNya
dengan cemburu?” Luar biasa, Roh Allah yang Maha Tinggi tinggal dalam diri kita! Allah
tinggal didalam roh manusia berarti Allah menjadisumber kehidupan bagi kita. Hal ini dalam Yoh 15:5 digambarkan sebagai
Allah menjadi pokok anggur dan kita adalah ranting-rantingnya.
Ketika kita dilahirkan kembali, kita adalah bayi-bayi rohani. Allah
menghendaki supaya roh kita dewasa. Roh kita menjadi dewasa dengan memberi
makan dengan Roti Hidup yaitu Firman Tuhan. Bagaimanakah dengan jiwa (pikiran,
perasaan dan tekad) serta tubuh manusia? Pikiran, perasaaan dan tekad serta
tubuh harus ditanggulangi dengan salib Kristus. Jadi di satu sisi roh kita
harus semakin dewasa & di sisi lain jiwa dan tubuh ditanggulangi dengan
salib.
“Sebab aku tahu, bahwa didalam aku sebagai manusia tidak ada sesuatu yang
baik. Sebab kehendak memang ada didalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang
baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki yaitu yang baik, yang aku perbuat,
melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat… Aku
manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur
kepada Allah! Oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” Roma 7:18-19, 24.
Kita sering mendengar istilah “memikul salib”, namun saya terpaksa tidak
menyukainya karena menurut saya istilah ini mengaburkan makna sebenarnya, saya lebih suka
menggunakan istilah “disalibkan bersama-sama Kristus”. Inilah kehendak Allah
supaya kita percaya bahwa kita telah turut disalibkan bersama-sama dengan Yesus
Kristus supaya kita tidak lagi melakukan keinginan daging yang berdosa.
Tuhan Yesus selama hidup didunia ini adalah model manusia yang diperkenan
Allah. Yang sulung diantara banyak saudara… Segenap pikiran-Nya, emosi-Nya, tekad-Nya serta
tubuh-Nya tunduk kepada Roh-Nya. Tidak sedikitpun ruang bagi pikiran-Nya
sendiri, emosi-Nya sendiri, serta tekad-Nya sendiri. Kita harus sungguh sungguh
memahami hal ini serta berusaha dengan segenap hati kita untuk mewujudkannya
dengan pertolongan kasih karunia Allah.
Manusia dalam Kerajaan Allah
Kerajaan Allah bukanlah sekedar memperoleh keselamatan atau hidup yang
kekal, Allah berkenan menyalurkan sifat-sifat Ilahi yang SEMPURNA kepada
manusia dengan cara masuk ke dalam manusia. Sekedar memperoleh keselamatan
adalah masalah mudah, asal percaya kepada Yesus Kristus maka selamat.
Selanjutnya Allah telah menyediakan kemuliaan bagi anak-anak Nya. Namun Allah
mengehendaki supaya kita mencari dan mengejarnya seperti mengejar emas.
Ayub 23:10, ……seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.
Roma 8:18, Sebab aku yakin bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat
dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.
“Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh
oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang
disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”
Yang perlu kita lakukan sekarang, setelah kita diselamatkan oleh hidupNya
adalah memelihara iman serta bersungguh-sungguh mencari dan melakukan kehendak
Allah bagi kita supaya rencanaNya terlaksana dengan sempurna oleh kasih
karunia-Nya.
Bila kita
menyadari betapa tidak layaknya kita menerima kasih Allah, menyadari bahwa kita
hanyalah debu tanah yang tidak berarti dan Allah berkenan tinggal di dalam kita
untuk mengekspresikan diri-Nya, serta memahami rencana Allah supaya kita
menerima kemuliaan bersama-sama dengan Tuhan kita Yesus Kristus, TIDAK BISA
TIDAK kita akan sujud MENYEMBAH Dia, ALLAH TRITUNGGAL.
No comments:
Post a Comment