Powered By Blogger

Tuesday, April 2, 2013

Sejarah Agama Budha dan Hindu masuk ke Indonesia


PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA
SERTA KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA
Proses Masuknya Agama Hindu dan Budha ke Indonesia
Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia.
Untuk lebih jelasnya, silahkan Anda amati gambar peta jaringan perdagangan laut Asia Tenggara berikut ini:
Awal abad Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera) tetapi beralih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut.
Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak/hubungan antara Indonesia dengan India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia.
Mengenai siapa yang membawa atau menyebarkan agama Hindu - Budha ke Indonesia, tidak dapat diketahui secara pasti, walaupun demikian para ahli memberikan pendapat tentang proses masuknya agama Hindu - Budha atau kebudayaan India ke Indonesia.
Untuk penyiaran Agama Hindu ke Indonesia, terdapat beberapa pendapat/hipotesa yaitu antara lain:
  1. Hipotesis Ksatria, diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yang membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan kerajaan di Indonesia.
  2. Hipotesis Waisya, diutarakan oleh Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.
  3. Hipotesis Brahmana, diutarakan oleh J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum Brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan Kaum Brahmana tersebut diduga karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.
Pada dasarnya ketiga teori tersebut memiliki kelemahan yaitu karena golongan ksatria dan waisya tidak mengusai bahasa Sansekerta. Sedangkan bahasa Sansekerta adalah bahasa sastra tertinggi yang dipakai dalam kitab suci Weda. Dan golongan Brahmana walaupun menguasai bahasa Sansekerta tetapi menurut kepercayaan Hindu kolot tidak boleh menyebrangi laut.
Disamping pendapat / hipotesa tersebut di atas, terdapat pendapat yang lebih menekankan pada peranan Bangsa Indonesia sendiri, untuk lebih jelasnya simak uraian berikut ini.
Hipotesis Arus Balik dikemukakan oleh FD. K. Bosh. Hipotesis ini menekankan peranan bangsa Indonesia dalam proses penyebaran kebudayaan Hindu dan Budha di Indonesia. Menurutnya penyebaran budaya India di Indonesia dilakukan oleh para cendikiawan atau golongan terdidik. Golongan ini dalam penyebaran budayanya melakukan proses penyebaran yang terjadi dalam dua tahap yaitu sebagai berikut:
  • Pertama, proses penyebaran di lakukan oleh golongan pendeta Budha atau para biksu, yang menyebarkan agama Budha ke Asia termasuk Indonesia melalui jalur dagang, sehingga di Indonesia terbentuk masyarakat Sangha, dan selanjutnya orang-orang Indonesia yang sudah menjadi biksu, berusaha belajar agama Budha di India. Sekembalinya dari India mereka membawa kitab suci, bahasa sansekerta, kemampuan menulis serta kesan-kesan mengenai kebudayaan India. Dengan demikian peran aktif penyebaran budaya India, tidak hanya orang India tetapi juga orang-orang Indonesia yaitu para biksu Indonesia tersebut. Hal ini dibuktikan melalui karya seni Indonesia yang sudah mendapat pengaruh India masih menunjukan ciri-ciri Indonesia.
  • Kedua, proses penyebaran kedua dilakukan oleh golongan Brahmana terutama aliran Saiva-siddharta. Menurut aliran ini seseorang yang dicalonkan untuk menduduki golongan Brahmana harus mempelajari kitab agama Hindu bertahun-tahun sampai dapat ditasbihkan menjadi Brahmana. Setelah ditasbihkan, ia dianggap telah disucikan oleh Siva dan dapat melakukan upacara Vratyastome / penyucian diri untuk menghindukan seseorang
Jadi hubungan dagang telah menyebabkan terjadinya proses masuknya penganut Hindu - Budha ke Indonesia. Beberapa hipotesis di atas menunjukan bahwa masuknya pengaruh Hindu - Budha merupakan satu proses tersendiri yang terpisah namun tetap di dukung oleh proses perdagangan.
Untuk agama Budha diduga adanya misi penyiar agama Budha yang disebut dengan Dharmaduta, dan diperkirakan abad 2 Masehi agama Budha masuk ke Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan arca Budha yang terbuat dari perunggu diberbagai daerah di Indonesia antara lain Sempaga (Sulsel), Jember (Jatim), Bukit Siguntang (Sumsel). Dilihat ciri-cirinya, arca tersebut berasal dari langgam Amarawati (India Selatan) dari abad 2 - 5 Masehi. Dan di samping itu juga ditemukan arca perunggu berlanggam Gandhara (India Utara) di Kota Bangun, Kutai (Kaltim).
Demikianlah uraian materi tentang proses masuknya agama Hindu dan Budha ke Indonesia, untuk mengukur tingkat pemahaman Anda silahkan Anda kerjakan latihan soal berikut ini!
Jika Anda selesai menjawab latihan soal tersebut di atas, maka cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawabannya berikut ini:
1)
1. Sempaga/Sulsel. Langgam Amarawati/India Selatan
2. Jember/Jatim. Langgam Amarawati/India Selatan
3. Bukit Siguntang/Sumsel. Langgam Amarawati/India Selatan
4. Kota Bangun/Kaltim. Langgam Gandhara/India Utara

2)
  1. Teori waisya, Dr.N.J.Krom, agama Hindu dan Budha dibawa oleh pedagang. Kelemahannya: Kaum pedagang tidak menguasai bahasa Sansekerta atau kitab Weda.
  2. Teori Ksatria, Prof.Dr.Ir.J.L.Moens, agama Hindu dan Budha oleh Kaum Ksatria, karena kekacauan politik di India.
    Kelemahannya: Kaum Ksatria tidak menguasai bahasa Sansekerta.
  3. Teori Brahmana, J.C.Van Leur, agama Hindu dibawa oleh kaum Brahmana yang diundang oleh penguasa/kepala suku Indonesia.
    Kelemahannya: Kaum Brahmana tidak boleh menyebrangi laut menurut penganut Hindu yang kolot.
Bagaimana dengan jawaban Anda? Apakah sudah sesuai? Jika sudah sesuai berarti setapak Anda lebih maju dalam memahami materi tersebut, dan lanjutkanlah menyimak materi berikutnya.
Akulturasi adalah fenomena yang timbul sebagai hasil jika kelompok – kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda – beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus – menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua – duanya.

Wujud Akulturasi Kebudayaan Hindu-Budha dengan Kebudayaan Indonesia






Apakah Anda sebelumnya pernah mendengar atau mengetahui pengertian Akulturasi? Banyak para ahli yang memberikan definisi tentang akulturasi, antara lain menurut pendapat Harsoyo.
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akulturasi sama dengan kontak budaya yaitu bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu menghasilkan kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan aslinya.
Dengan adanya penjelasan tentang pengertian akulturasi, apakah Anda sekarang sudah memahami istilah akulturasi? Jika Anda sudah paham, silakan Anda simak uraian materinya. Seperti telah dijelaskan pada materi sebelumnya, dengan adanya kontak dagang antara Indonesia dengan India, maka mengakibatkan adanya kontak budaya atau akulturasi yang menghasilkan bentuk-bentuk kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkan kepribadian kebudayaan sendiri. Harus Anda pahami masuknya pengaruh Hindu dan Budha merupakan satu proses tersendiri yang terpisah namun tetap didukung oleh proses perdagangan.
Hal ini berarti kebudayaan Hindu - Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima seperti apa adanya, tetapi diolah, ditelaah dan disesuaikan dengan budaya yang dimiliki penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu - Budha.
Wujud akulturasi tersebut dapat Anda simak pada uraian materi unsur-unsur budaya berikut ini:
1. Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat Anda temukan sampai sekarang dimana bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia.

Untuk mengukur tingkat pemahaman Anda, silakan tulis 5 kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Sansekerta, selanjutnya Anda simak uraian materi selanjutnya.

Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan pada
prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu - Budha pada abad 5 - 7 M, contohnya prasasti Yupa dari Kutai, prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7 - 13 M. Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis. Hal ini dapat dibuktikan melalui Prasasti Dinoyo (Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno.

Demikianlah uraian tentang contoh wujud akulturasi dalam bidang bahasa, untuk selanjutnya simak uraian materi berikutnya.
2. Religi/Kepercayaan
Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Anda masih ingat pengertian
Animisme dan Dinamisme? Bila Anda lupa, baca kembali modul ke-2 Anda!

Dengan masuknya agama Hindu - Budha ke Indonesia, masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Tentu Anda bertanya apa yang dimaksud dengan
Sinkritisme? Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Untuk itu agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu - Budha yang dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut dapat Anda lihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Budha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India.

Demikianlah penjelasan tentang contoh wujud akulturasi dalam bidang religi/kepercayaan. Selanjutnya simak uraian materi berikutnya.


3. Organisasi Sosial Kemasyarakatan
Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat Anda lihat dalam organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India.

Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun.


Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya raja-raja yang memerintah di
Singosari seperti Kertanegara diwujudkan sebagai Bairawa dan R Wijaya Raja Majapahit diwujudkan sebagai Harhari (dewa Syiwa dan Wisnu jadi satu).

Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi di kerajaan Majapahit, pada waktu pengangkatan
Wikramawardana.Wujud akulturasi di samping terlihat dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta.

Pengaruh Masuknya Ajaran Hindu-Budha di Indonesia


 Pengaruh Masuknya Ajaran Hindu-Budha di Indonesia

        Masuknya pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Budha dari india telah mengubah dan menambah khasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan.

a.       Agama
Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat indonesia menganut kepercayaan animisme. Masyarakat mulai menerima kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Budha sejak berinteraksi dengan orang-orang India. Budaya baru tersebut membawa perubahan pada kehidupan keagamaan, misalnya dalam hal tata cara krama, upacara-upacara pemujaan dan bentuk tempat peribadatan.
b.      Pemerintahan
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalakan oleh orang-orang India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu lahir kerajaan-kerajaan seperti kutai, tarumanegara dan sriwijaya.
c.       Arsitektur
Salah satu tradsi megalitikum adalah punden berudak-undak. Tradisi tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami perbuatan bangunan candi. Jika kita memperhatikan candi borobudur, akan terlihat bahwa bangunannya beberbentuk limas yang berundak-undak. Hal ini menjadi bukti adanya paduan budaya india-Indonesia.
d.      Bahasa
Kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti besar berhuruf pallawa dan berbahasa Sanskerta. Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa sanskerta itu. Kalimat atau kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa sanskerta yaitu Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya Purnakarya Nugraha, dsb.
e.      Sastra
Berkembangnya pengaruh India di Indonesia membawa kemajuan besar dalam bidang sastra. Karya sastra terkenal yang mereka bawa adalah kitab Ramayan dan Mahabarata. Adnya kitab-kitab itu memacu para pujangga Indonesia untuk menghasilkan karya sendiri. Karya-karya sastra yang muncul di Indonesia:
1.       Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa
2.       Sotasoma, karya Mpu Tantular, dan
3.       Negarakertagama, karya Mpu Prapanca


No comments:

Post a Comment